ADVERTORIALSejarah dan Budaya

Museum NTB Kaji Tradisi Najuk Masyarakat Lombok

Mataram (NTBSatu) – Museum Negeri NTB sedang melakukan pengkajian terhadap tradisi Najuk atau berladang tradisional masyarakat Lombok. Pengkajian ini berlangsung di dua desa, yakni Desa Beririjarak, Kecamatan Wanasaba, Lombok Timur pada Senin, 22 Juli 2024. Kemudian, di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, pada Kamis, 25 Juli 2024.

Sebagai informasi, tradisi najuk merupakan kegiatan tradisional masyarakat beberapa desa di Lombok saat melakukan proses berladang atau bertani. Mulai dari membuka lahan, menanam, memelihara, hingga proses panen. Najuk pun sampai saat ini masih terjaga dan sudah menjadi tradisi bagi masyarakat setempat.

Kasi Pengkajian dan Perawatan Koleksi, Aulia Rahman Adiputra, S.STP, MAP., mewakili Kepala Museum Negeri NTB menjelaskan, kegiatan pengkajian ini merupakan upaya untuk menggali infomasi mengenai koleksi alat pertanian di Museum NTB.

“Jadi kami memiliki koleksi alat-alat pertanian di museum tapi datanya masih minim. Sehingga, kami lakukan kajian ini untuk menambah informasi dan data kami,” tuturnya, Kamis, 25 Juli 2024.

Hasil Kajian Tradisi Najuk akan Dibuatkan Buku

Ia mengatakan, dalam objek kajian tersebut, pihaknya ingin mengetahui informasi-informasi mengenai kurun waktu penggunaannya. Serta, teknologi pembuatan dan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam koleksi tersebut.

Dengan begitu hasil dari objek kajian ini menjadi bahan bagi pihaknya, untuk melengkapi informasi dan data mengenai koleksi tersebut.

IKLAN

“Jadi output dari hasil kajian koleksi alat pertanian ini kami akan seminarkan dan buatkan buku yang ber-ISBN,” katanya.

tradisi najuk atau bertani tradisional masyarakat Lombok
Salah satu rangkaian tradisi Najuk yang masih terjaga di Desa Beririjarak, Kecamatan Wanasaba, Lombok Timur. Foto: Dok Museum NTB

Dengan begitu, harapannya gar kegiatan tradisional ini dapat menjadi budaya dan upaya bersama untuk tetap melestarikan tradisi ini.

“Kami ucapkan terima kasih atas sambutannya. Mudah-mudahan kegiatan ini menjadi upaya bersama untuk melestarikan,” harapnya.

Pamong Budaya Madya Museum Negeri NTB, Bunyamin, M.Hum., juga menyampaikan hal yang sama. Ia mengatakan, pengkajian tradisi Najuk ini agar dapat menjelaskan terkait dengan nilai-nilai budaya yang berkaitan dengan kegiatan ini.

“Jadi kegiatan kami bukan hanya mengetahui tata cara saja. Tetapi, kami juga ingin mengetahui latar belakang budaya terutama nilai-nilainya. Karenanya, pentingnya latar belakang budaya ini supaya kami bisa informasikan kepada masyarakat atau pengunjung itu bisa lengkap,” terangnya.

Sementara itu, Sekretaris Desa Beririjarak, Rafi’i Hamdi menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Museum NTB yang sudah meninjau langsung tradisi Najuk.

Menurutnya, kegiatan berladang tradisional ini tidak bisa ditemukan di semua daerah lombok, hanya beberapa tempat saja.

“Alhamdulillah di tempat kami masih terjaga oleh para petani kami,” ungkapnya.

Ia juga berharap, melalui peninjauan Museum NTB ini dapat menginformasikan bahwa sampai saat ini pihaknya masih lestarikan tradisi Najuk.

“Kami berharap Museum NTB dapat menginformasikan bahwa kami sampai saat ini masih menjaga tradisi Najuk di desa ini,” harapnya (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button