Mataram (NTBSatu) – Investasi Kripto nampaknya menjadi salah satu investasi yang digandrungi para investor selain investasi saham maupun reksadana.
Bitcoin merupakan salah satu aset kripto atau mata uang digital pertama yang memperkenalkan konsep baru tentang uang yang sepenuhnya hidup di internet.
Keunggulannya, transaksi Bitcoin tidak membutuhkan pihak ketiga seperti bank yang berperan sebagai perantara. Semua transaksi yang menggunakan Bitcoin bersifat peer-to-peer dan diproses oleh teknologi yang disebut dengan blockchain. Jumlahnya yang hanya tersedia sebanyak 21 juta koin saja, menjadikanya sebagai aset yang langka dan bervariasi tinggi.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) melaporkan, nilai transaksi kripto di Indonesia sebesar Rp103,58 triliun pada Maret 2024.
Angka ini diketahui melonjak 207,5 persen dari Februari 2024 (month-to-month/m-to-m) yang tercatat sebesar Rp33,69 triliun.
“Maret 2023, nilai transaksi kripto di dalam negeri sebesar Rp12,54 triliun.
Nilai transaksi kripto di Indonesia juga melesat 726 persen jika dibandingkan dengan setahun sebelumnya (year-on-year/yoy).” ujar Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Bappebti, Tirta Karma Senjaya, dalam keterangannya, ditulis NTBSatu, Jumat, 3 Mei 2024.
Tirta mengungkapkan, kenaikan transaksi kripto ini disebabkan oleh harga-harga mata uang kripto yang meningkat jelang halving Bitcoin.
Sederhananya, halving Bitcoin menciptakan kelangkaan Bitcoin yang lebih tinggi, karena mengurangi tingkat pasokan Bitcoin baru.
Ketika pasokan turun sementara permintaan untuk Bitcoin tetap sama atau bahkan meningkat, orang-orang bersedia membayar lebih untuk mendapatkan Bitcoin.
Berita Terkini:
- Gubernur NTB Nilai Satgas PPKS di Ponpes tak Urgen, Aktivis Anak: Justru Itu yang Belum Ada
- PPATK Sebut Korupsi dan Narkotika Jadi Kejahatan Tertinggi Tindak Pidana Pencucian Uang
- Sidang Perdana Gugatan Mobil Esemka dan Ijazah Digelar Besok, Jokowi Bakal ke Vatikan?
- Hakim Jatuhkan Vonis Dua Terdakwa Korupsi KUR BSI Petani Porang
- LIPSUS – Jalan Mundur Layanan Kesehatan NTB
Fenomena tersebut dinilai sebagai salah satu momentum yang penting di pasar kripto karena memberikan keuntungan bagi para investor.
Adapun total investor kripto di Indonesia mencapai 19,75 juta orang hingga Maret 2024. Jumlah tersebut bertambah 57.000 orang atau naik 2,97 persen dibanding pada Februari 2024 yang sebanyak 19,18 juta orang.
“Jika dibandingkan dengan setahun lalu, jumlah investor kripto telah bertambah sekitar 2,61 juta orang atau 15,2 persen. Sebelumnya, jumlah investor kripto sebanyak 17,14 juta orang pada Maret 2023,” ujar Tirta.
Kendati tren investasi kripto kian digandrungi masyarakat, beberapa waktu lalu, Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, yang menegaskan pentingnya literasi baik mengenai investasi aset kripto.
Pasalnya, ia menilai berinvestasi dalam aset kripto mengandung risiko yang cukup tinggi. Nilai aset kripto sangat volatile dapat mengalami peningkatan maupun penurunan nilai yang sangat drastis dalam kurun waktu yang pendek.
“Untuk itu, diperlukan pemahaman yang baik bagi masyarakat termasuk manfaat, potensi, dan risiko dari perdagangan aset kripto,” kata Mendag dalam keterangan tertulisnya bulan Februari lalu. (STA)