Mataram (NTBSatu) – Jagat media sosial Indonesia dihebohkan, dengan beredarnya sebuah foto seorang pendaki mengibarkan bendera Israel di puncak Gunung Rinjani, Lombok, Provinsi NTB.
Foto tersebut menuai reaksi beragam dari warganet, terutama karena bendera yang ia bawa. Namun, pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) memberikan klarifikasi terkait keaslian dan konteks foto tersebut.
Kepala BTNGR, Yarman mengaku, pihaknya baru mengetahui kabar tersebut. Ia mengatakan, berdasarkan penelurusan awal dan data yang pihaknya terima, foto tersebut terunggah tahun 2016.
“Ini saya juga baru dengar kemarin sore. Kalau saya lihat dari foto itu, sudah diposting sejak tahun 2016,” kata Yarman kepada NTBSatu, Sabtu, 14 Juni 2025.
Menurutnya, tidak ada indikasi pengibaran bendera Israel di area Rinjani oleh pendaki dalam beberapa waktu terakhir. “Dari informasi yang ada, kejadian itu sudah lama dan tidak ada laporan pengibaran bendera seperti itu baru-baru ini,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, pihak BTNGR belum bisa memastikan keaslian foto tersebut. Sebab, bisa jadi gambar yang viral itu merupakan hasil suntingan digital, mengingat kemajuan teknologi saat ini.
“Mana tahu ada editan juga, karena zaman sekarang sudah pintar-pintar begitu. Tapi itu sudah lama, tahun 2016. Artinya, saya pastikan sekarang ini tidak ada pengibaran atau membawa bendera ke sana akhir-akhir ini,” jelasnya.
Imbau Masyarakat Menyikapi Bijak
Terkait hal tersebut, Yarman mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi informasi yang tersebar di media sosial. Ia menekankan, pentingnya menyaring informasi dan tidak mudah terpengaruh oleh kabar-kabar yang belum terverifikasi.
“Sekarang ini gampang sekali berita-berita hoaks beredar di sosial media. Pintar-pintarlah kita menyampaikan informasi positif kepada masyarakat. Artinya jangan terpengaruh sama aspek negatif,” sarannya.
Hingga saat ini, pihak BTNGR belum dapat memastikan siapa pendaki dalam foto tersebut dan apakah benar kejadian itu berlangsung di wilayah Gunung Rinjani.
Meski demikian, Yarman menekankan, pihaknya tetap memantau dan akan mengambil langkah jika terdapat pelanggaran terhadap aturan kawasan konservasi.
Dengan demikian, masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak mudah terpancing oleh informasi yang belum jelas kebenarannya.
BTNGR memastikan, kawasan Gunung Rinjani tetap sebagai tempat wisata alam yang bebas dari simbol-simbol politik maupun konflik internasional. (*)