Pernyataan itu ia lontarkan dengan alasan mendengar kabar, kehadirannya sebagai Pj. Gubernur tidak diterima dengan baik oleh sebagian pejabat di lingkup Pemprov NTB. Termasuk ada pejabat yang mengatakan “daripada ingin tetap bergabung lebih baik saya akan keluar dari jabatan.”
“Dengan kehadiran saya (Pj Gubernur) bahkan sudah ada teman-teman (Pejabat) yang mengatakan, daripada ingin tetap bergabung lebih baik saya akan keluar dari jabatan,” kata Miq Gita – sapaannya – mengutip ungkapan pejabatnya.
Miq Gite mengakui, kabar itu ia dengar langsung sendiri sebelum dilantik menjadi Pj gubernur. Namun ia menganggap itu sebagai hal yang wajar.
“Masa orang mau mundur kita marahi?,” timpalnya.
Dari dua pernyataan itu, muncul berbagai perspektif dari masyarakat, netizen, hingga pengamat.
Termasuk ada yang menilai Miq Gite terlalu Baper (Bawa perasaan) untuk menyikapi suatu persoalan.
Ada yang beranggapan, harusnya Gita lebih legowo sebagai pemimpin. Apalagi punya cita-cita besar ingin membawa “NTB Maju Melaju”.
Tapi, bagi mantan Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB itu, pernyataan yang dilontarkannya adalah keharusan.
Pasalnya, demi melanjutkan pembangunan daerah, semua pejabat terkait harus saling rangkul untuk mewujudkan birokrasi yang kompak.
Tapi ia tetap membuka pintu jika ada yang ingin keluar barisan.
“Kan tidak boleh ada stagnasi kan, kita maju kemudian melaju, itu kan yang dibutuhkan tim, begitu maksudnya. Tapi kan kemarin ada teman yang sudah ingin mundur, kalau saya jadi Pj, yang ingin mundur monggo. Itu aja,” tegasnya.
Baca Juga :
- Kaesang Resmi Ditetapkan sebagai Ketua Umum PSI
- KONI NTB Butuh Anggaran Rp36 Miliar untuk Persiapan PON Aceh-Sumut 2024
- Video: Diantar Ambulance, Korban TPPO asal Lombok Utara Lapor ke Polda NTB
- Berapa Gaji Sherpa yang Sering Angkut Mayat dari Puncak Everest?
- Dugaan Korupsi Dana Covid-19 Dikes Lombok Timur Diusut Polda NTB
