“Padahal kalau dari daftar caleg yang didaftarkan partai politik itu, seluruhnya mengusulkan caleg perempuannya di angka 34,6 persen. Sudah di atas target nasional, yaitu 30%. Jadi pertanyaan, mengapa perempuan tidak memilih perempuan,” lanjutnya.
Kalau perempuan memilih calon legislatif perempuan saja, tambahnya, maka target 30% itu bisa tercapai, karena jumlah caleg di masing-masing partai sudah melebih target nasional.
“Maka, bagi teman-teman di NTB ini merupakan tantangan yang besar banget, karena keterwakilan perempuan dalam politik di NTB paling rendah se-Indonesia. Jadi tantangan untuk meningkatkan partisipasi perempuan di Provinsi NTB jauh-jauh lebih besar dari provinsi lainnya,” ujarnya.
Ia pun berharap, pada Pemilu 2024 mendatang persentase keterwakilan perempuan di parlemen tingkat kabupaten, kota, provinsi, hingga nasional bisa meningkat dan mencapai target.
“Sehingga ini bisa membuat demokrasi Indonesia lebih matang dan inklusif dalam pembuatan kebijakan ke depannya karena banyaknya keterwakilan perempuan dalam parlemen,” harapnya. (JEF)
Baca Juga :
- Pendaftaran Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 11 Dibuka Oktober Besok
- Beasiswa BRILian Bank BRI 2023 Telah Dibuka, Mahasiswa Diberi Uang Saku hingga MacBook Air
- Kemendikbudristek Tegaskan Formasi PPPK Guru 2023 Belum Cukupi Kebutuhan Daerah
- Presiden dan Menteri Dipastikan Hadir Saat MotoGP Mandalika 2023
- Awasi Kenaikan Harga Kamar Hotel Jelang MotoGP, Pemprov NTB Buat Satgas