
Mataram (NTBSatu) – Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) mengumumkan penutupan sementara enam jalur pendakian di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.
Penutupan ini bertujuan untuk mendukung pemulihan ekosistem dan mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi akibat peralihan menuju musim hujan 2024/2025.
Kepala Balai TNGR, Yarman menyampaikan bahwa penutupan akan berlaku mulai 1 Januari 2025 hingga 2 April 2025.
“Aktivitas pendakian terakhir diperbolehkan hingga 31 Desember 2024, dan seluruh pendaki diwajibkan menyelesaikan pendakian paling lambat pada 3 Januari 2025,” ujarnya dalam siaran pers diterima NTBSatu, Jumat, 20 Desember 2024.
Penutupan ini mempertimbangkan prakiraan cuaca dari BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Mataram yang memprediksi adanya potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung.
Adapun enam jalur pendakian Rinjani yang balai tutup adalah dua jalur di Lombok Utara, yakni Jalur Senaru dan Torean. Kemudian tiga jalur di Lombok Timur, Sembalun Jalur Timbanuh, dan Tetebatu. Terakhir, Jalur Aik Berik di Lombok Tengah.
Yarman mengimbau seluruh masyarakat dan pendaki untuk mematuhi kebijakan penutupan ini demi keselamatan dan kelestarian lingkungan di kawasan Gunung Rinjani.
“Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat menghubungi Balai Taman Nasional Gunung Rinjani atau mengakses situs resmi TNGR,” tutupnya. (*)