ADVERTORIAL

Brida NTB Kembangkan Sektor Pertanian Berbasis Teknologi

Mataram (NTB Satu) – Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) NTB sedang mengembangkan sektor pertanian NTB berbasis teknologi. Sebab, sektor pertanian di NTB masih dengan sistem tradisional, yang menurut Brida NTB akan mulai ditinggalkan.

Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Inovasi dan Teknologi Brida NTB, Lalu Suryadi, SP. MM., mengatakan, pihaknya sudah memulai penelitian untuk mengembangkan sektor pertanian berbasis teknologi tersebut.

Contohnya, penelitian untuk mengembangkan penyemprotan pada lahan yang luas dengan memanfaatkan drone. Hal tersebut telah diuji coba di Lombok Timur.

“Jadi tidak perlu penyemprotan yang biasa harus keliling begitu, cukup pakai drone saja. Sehingga, ketika dia merawat tanamannya, tidak perlu lagi harus stand by di lahan tersebut,” ujarnya kepada NTBSatu, Senin, 7 Agustus 2023.

Ia pun menceritakan, saat ini pihaknya sedang melakukan penelitian kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk percobaan irigasi tetes pada jagung yang bisa dikendalikan dengan android.

IKLAN

“Jadi ketika mau memberi pupuk ke tanaman jagung, tidak harus ke sana. Dari jauh bisa langsung kasi pupuknya,” jelasnya.

Berdasarkan data dari android nanti, rincinya, semisal kadar air sudah berkurang maupun perlu penambahan pupuk tinggal dikendalikan saja secara otomatis melalui android.

“Ini masih dalam tahap uji coba dikembangkan di kawasan belakang. Masih ada trial and errornya karena kemarin ternyata kekuatan internetnya kurang, sekarang sudah ditambahkan dan terus dipantau,” tambahnya.

Dirinya juga mengungkapkan, pengembangan sektor pertanian NTB berbasis teknologi harus segera dilakukan akibat masalah tembakau yang terjadi beberapa waktu lalu. Pasalnya, masalah tembakau tersebut terjadi karena masalah sistem irigasi yang masih manual, sehingga para petani tidak bisa mengantisipasi agar lahannya tidak tergenang.

“Integrasi sistem informasi cuaca kepada petani ini diperlukan dan hal tersebut perlu teknologi. Kalau sudah ada teknologi yang memberikan informasi cuaca begitu, maka ketika ada hujan bisa diantisipasi untuk irigasinya dibuka agar tidak tergenang. Kalau sudah diantisipasi begitu, maka tidak akan rusak,” ungkapnya.

Terlebih lagi, perlu peran pemuda juga untuk membantu para petani memperkenalkan teknologi tersebut. “Seperti kita tahu, rata-rata petani sekarang usianya tidak muda lagi. Perlu anak-anak muda yang lebih paham untuk mengenalkan dan mengajarkan,” tuturnya. (JEF/*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button