Dirinya mengaku antusiasme penggunaan transaksi pembayaran secara digital untuk pembelian makanan di tempat kurang diminati masyarakat.
Ditambah lagi dengan adanya penetapan tarif 0,3 persen yang membuatnya harus menaikan harga agar tidak merugi.
“Untuk sehari – harinya, masyarakat jarang ada yang bayar pakai QRIS, bayarnya kebanyakan tunai. Tetapi kalau orderan dari Gojek, Grab atau Shopeefood itu lumayan banyak yang pembayarannya otomatis melalui sana,” terangnya.
Menurutnya keberadaan QRIS cukup membantu dalam hal pemasaran usaha dan mengetahui detail penjualan yang otomatis tersimpan melalui aplikasi pembayaran.
Baca Juga :
- Warga NTB Makin Terbiasa Transaksi Digital, Pengguna QRIS Kini 271 Ribu Orang
- Jukir di Mataram Mengaku Senang Pakai QRIS
- Viral Kasus QRIS ‘Palsu’, Simak Trik Aman Transaksi dengan QRIS Agar Tak Tertipu
- Antisipasi Penyalahgunaan QRIS, Bank Indonesia NTB Minta Masyarakat Lebih Teliti
- Bank Indonesia Perwakilan NTB Sosialisasi QRIS lewat Pasar Murah Digital
- Bisa Tingkatkan Omzet, Warung Kecil Kini Banyak Pakai Fasilitas QRIS