Mataram (NTBSatu) – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Nizar Denny Cahyadi menyebutkan, pengolahan kotoran hewan menjadi biogas akan berlangsung di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kebon Talo, Kecamatan Ampenan.
Hal ini sebagai salah satu langkah konkret dalam rangka mengolah limbah dan memanfaatkan sumber daya alam secara optimal.
“Kami rasa lokasinya sangat strategis. Dekat dengan Pasar Kebon Roek. Di sana banyak pusat aktivitas cidomo di Kota Mataram,” ujar Denny, Rabu, 16 Oktober 2024.
Nantinya, kotoran kuda yang dihasilkan oleh cidomo dapat langsung dikumpulkan, kemudian mengolahnya menjadi biogas menggunakan teknologi biodigester.
Selain kuda, DLH Mataram juga akan mengolah kotoran hewan lainnya. Seperti sapi dan kerbau yang berasal dari kandang kumpul serta Rumah Potong Hewan (RPH).
“Rencana pengolahan kotoran hewan menjadi biogas ini juga sejalan dengan relokasi Pasar Kebon Roek yang akan berdampingan dengan TPST Kebon Talo,” ungkap Denny.
Sebagai informasi, TPST Kebon Talo, Ampenan pada 2025 memiliki target pengolahan sampah hingga 120 ton. Pengolahannya menggunakan teknologi insinerator atau sistem pembakaran mesra alam.
Melihat kotoran hewan tersebut, Denny menyebut hal ini potensi besar untuk diubah menjadi energi alternatif yang bermanfaat untuk berbagai kebutuhan sehari-hari.
Mulai dari menggantikan penggunaan LPG untuk memasak hingga sebagai sumber energi listrik.
Sekaligus dapat membantu mengatasi permasalahan limbah kotoran hewan. Terutama, kotoran kuda yang sering berserakan di jalan.
“Ini sebagai upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mendorong penggunaan energi bersih,” tukas Denny. (*)