Mataram (NTBSatu) – Dilema dihadapi oleh Para pedagang dan Peternak Sapi Bima di Jabodetabek sepertinya belum menemui titik terang. Perayaan Iduladha telah usai, namun rendahnya daya beli masyarakat membuat ribuan sapi Bima tidak laku terjual.
Keberadaan ribuan sapi yang tidak terserap ini pun menimbulkan persoalan baru. Para pedagang dan peternak mengaku kebingungan lantaran masa penyewaan tanah untuk kandang sapi waktunya habis. Selain itu, pembengkakan biaya operasional membuat para pedagang dan peternak ini sedikit kesulitan untuk bertahan hidup.
Baca Juga:
- Temuan Utang Rp247,97 Miliar di RSUD NTB, Gubernur Instruksikan Inspektorat Lakukan Pemeriksaan
- Putra Presiden Erdogan dan Wakil Presiden Gibran Direncakan Hadir saat Fornas VIII 2025 di NTB
- Borok Toyang Lombok Timur Masuk 5 Terbaik Nasional Desa Perlindungan Pekerja Migran
- Mengenal Baoxia Liu: WN China Buronan FBI yang Dihargai Rp245 Miliar, Diduga Suplai Senjata Perang Iran-Israel
“Para pemilik lahan sudah memberikan ultimatum. Beberapa pedagang yang sudah habis masa sewanya terpaksa memindahkan sapi mereka ke kandang yang lainnya. Dan itu sudah pasti mengeluarkan biaya,” kata Furkan Sangiang selaku Ketua Asosiasi Pedagang dan Peternak Sapi Bima kepada NTBSatu, Sabtu 1 Juli 2023.
Furkan mengungkapkan bahwa pengiriman kembali ribuan sapi ini belum mendapatkan izin dari pemerintah daerah dengan alasan dikhawatirkan penyakit.
“Kami meminta kebijaksanaan Gubernur NTB. Jika kami dilarang untuk pulang, beri kami kepastian dan jalan. Sejauhmana kami akan berada disini dan siapa yang akan segera menyerap sapi – sapi ini. Mohon berikan kemudahan,” pintanya.