Mataram (NTBSatu) – Sebanyak lima ekor Sapi dari Bima mati akibat menumpuknya antrean di Pelabuhan Gili Mas, Sabtu, 19 April 2025.
Kematian beberapa ekor sapi ini berlangsung beruntun sejak antrean di Pelabuhan, Jumat 18 April 2025. Sebelumnya dua ekor mati akibat dehidrasi setelah terpapar terik matahari selama di dalam truk.
“Kemarin dua ekor mati. Hari ini tiga ekor. Total lima ekor mati,” ujar kata Koordinator Asosiasi Peternak dan Pedagang Sapi Bima Indonesia, Furkan Sangiang kepada NTBSatu.
Dugaan faktor penyebab sapi mati, akibat sakit dan dehidrasi selama berlangsungnya antrean. Terik matahari di sekitar pelabuhan cukup menyengat. Situasi semakin parah, akibat terbatasnya suplai air ke tempat antrean. Akhirnya sapi alami dehidrasi.
Para sopir dan pengawal tak bisa berbuat banyak. “Lima ekor mati sia sia, ndak sempat sembelih,” ujar Furkan.
“Memang antreannya saat ini cukup parah (padat),” sebut Furkan. Satu ekor sapi harganya mencapai rata rata Rp25.000.000. Sehingga taksiran kerugian para pemilik sapi mencapai Rp125.000.000.
Para saudagar dan warga membawa sapi sapi ini ke Pulau Jawa untuk mereka jual jelang Iduladha 2025.
Namun nahas, selain lima ekor sapi mati, beberapa ekor Sapi lainnya menunjukkan gejala sakit.
Ia menyebut antrean muatan Sapi mencapai ratusan truk, sementara yang diangkut per hari hanya sekitar 7 sampai 10 truk. Saat ini penumpukan sudah mencapai ratusan truk di Gili Mas. Sementara yang akan tiba di Pelabuhan Kayangan Lombok Timur, 79 truk.
Furkan mengaku mendapat kabar bahwa kondisi tersebut akan ditangani oleh Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal, dengan mengirimkan dokter hewan.
“Kami sangat apresiasi jika bantuan tersebut benar datang,” ucap Furkan.
Terjadi Dua Hari Antrean
Sebelumnya, antrean panjang truk pengangkut sapi dari Bima kembali terjadi di Pelabuhan Poto Tano dan Gili Mas.
Truk-truk tersebut membawa sapi yang akan dikirim ke Pulau Jawa, terutama untuk kebutuhan perdagangan menjelang Hari Raya Iduladha.
Furkan menyatakan bahwa antrean di Pelabuhan Poto Tano sudah berlangsung sejak dua hari lalu.
Sementara itu, antrean di Pelabuhan Gili Mas baru mulai terjadi pada Jumat pagi, 18 April 2025.
Ia pun mengimbau para peternak dan pedagang untuk segera mengatur ulang jadwal pengiriman.
Menurutnya, pengaturan yang lebih terencana dapat mencegah kemacetan dan potensi kerugian yang lebih besar.
“Kami menghimbau kepada teman-teman yang berangkat agar bisa melihat kondisi dan keadaan. Jangan sampai membludak yang bikin rugi kita sendiri,” pintanya.
Situasi di lapangan memperlihatkan deretan ratusan truk yang padat dan tertutup terpal berbagai warna.
Beberapa sopir dan awak kendaraan tampak beraktivitas di atas truk sambil menunggu giliran masuk ke kapal.
Di kejauhan, dua kapal besar bersandar di pelabuhan, menandakan padatnya arus pengiriman logistik, terutama hewan ternak. (*)