Mataram (NTB Satu) – Pemilik akun mandi lumpur yang tengah viral akhir-akhir ini, Sultan Ahyar kini menjadi perbincangan. Pasalnya, konten mandi lumpur yang dilakukan nenek-nenek di akun TikTok-nya itu dianggap kegiatan eksploitasi orang tua.
Namun dibalik anggapan miring tersebut, mantan karyawan Travel di BIZAM ini mengaku melakukan hal itu, dengan niat ingin membantu masyarakat di tempat tinggalnya untuk keluar dari jeratan utang.
“Jadi di dusun saya itu banyak yang mengambil utang di bank dan koperasi, sehingga mereka banyak yang tidak berani keluar rumah, karena alasan banyak utang,” katanya saat diundang di TV Nasional, kemarin.
Usahanya pun sejalan dengan niatnya tersebut, bahkan kini ia dianggap sebagai pahlawan atau superhero di tempat tinggalnya di Desa Setanggor, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah.
“Dari konten mandi lumpur itu, warga yang punya utang sekarang sudah berani keluar rumah, karena dari live itu mereka dapat uang kemudian membayar utang, bahkan sudah dapat membeli kebutuhan lainnya,” tuturnya.
Hal itu membuat sebagian warga lainnya tertarik, kemudian datang untuk meminta ikut tampil di konten mandi lumpur tersebut.
Namun jauh sebelum keberhasilannya terjun ke dunia kreator konten itu, Sultan Ahyar mengaku sempat juga terlilit utang, dan merasakan apa yang dirasakan warganya sekarang. Sehingga ia memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai karyawan travel, dan mencoba membuat konten di TikTok.
“Saya pernah mencoba berbagai macam konten, mulai dari yang aneh-aneh sampai memukul diri sendiri, tetapi belum berhasil seperti di konten ini,” ucapnya.
Lebih jauh diceritakannya, ia memutuskan untuk serius di TikTok, karena merasa lebih mudah mendapatkan uang. “Awalnya sehari dapat Rp100 – 200 ribu, sampai akhirnya saya memutuskan untuk serius, dan terus saya lakukan sampai sekarang,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Ahyar juga menceritakan situasi di desanya, di mana banyak anak muda yang ingin bekerja, tetapi terkendala sulitnya lapangan kerja. Sejak dirinya memulai membuat konten, pemuda lain di tempat tinggalnya itu juga mengikuti hal yang sama.
Meski demikian beberapa waktu lalu, Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Menteri Sosial, Tri Risma mengecam aksi yang dianggap ngemis online itu, karena dianggap mengeksploitasi orang tua. Karena itu, Kemensos berencana akan menyurati seluruh Pemda dan Pemkot agar menindak jika ada ditemukan hal serupa. (MIL)