Sumbawa Barat

Refleksi 19 Tahun KSB Pertanyakan Kewajiban CSR PT. AMNT Rp400 Miliar

Mataram (NTB Satu) – Aliran dana Corporate Social Responsibility (CSR) masih jadi isu utama Aliansi Masyarakat Anti Mafia Tambang (Amanat), termasuk saat mimbar bebas refleksi 19 tahun Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Sabtu 26 Agustus 2022 malam.  Mereka mempertanyakan kewajiban PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang beroperasi selama enam tahun terakhir di daerah tersebut.  

Tanda tanya besar itu dilontarkan Ketua Amanat KSB,  M. Erry Satriawan  saat Aksi Mimbar Bebas Refleksi 19 Tahun KSB, dengan tema “Tambang untuk Siapa, Tambang Mensejahterakan Siapa?”. Diskusi menghadirkan sejumlah narasumber, seperti Ketua KNPI KSB, Rendy Darmansyah, Akademisi Dr. Zulkarnain dan Tokoh Pemuda KSB Rendy.  

Disebut Erry,   kontribusi dari tambang PT. AMNT di KSB  yang beroperasi sejak 2017-2022, belum bisa dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Padahal hasil penjualan konsterat emas dan tembaga perusahaan itu ditaksir mencapai Rp40 Triliun.

“Artinya disini mereka (perusahaan, red) wajib membayar CSR sebesar Rp 400 Miliar. Akan tetapi anggaran tersebut selama ini tidak pernah sampai ke masyarakat,” tegas Erry. 

Padahal dari dana CSR itu lanjut Erry, mampu untuk mensejahterakan masyarakat, jika  diasumsikan setiap Desa yang ada di KSB mendapatkan masing-masing haknya sekitar Rp2,3 Miliar. Ini belum lagi dari sumber pengadaan barang dan jasa setiap tahunnya mencapai trliunan rupiah. 

“Selama ini seluruh CSR yang mereka lakukan selalu di pihak ketigakan, lagi-lagi kami sayangkan tidak ada dari orang lokal KSB,” keluhnya.

Selain soal CSR, Erry juga mengungkap ada dugaan upaya menggagalkan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) antara masyarakat KSB  dengan Komisi VII DPR RI beberapa waktu  lalu dengan isu utama ketenagakerjaan dan CSR.  Namun untungnya RDP tetap berlangsung dan aspirasi mereka tersampaikan.  

Dalam diskusi yang sama, akademisi KSB Dr. Zulkarnain menilai, Pemerintah Daerah KSB sejauh ini  terkesan seolah-olah acuh dan tidak peduli dengan upaya yang disuarakan masyarakat terkait sengkarut CSR PT. AMNT. Padahal seharusnya aksi tersebut bisa dikelola Pemda untuk mendongkrak posisi tawar Pemda KSB  di hadapan perusahaan.

“Dalam analogi pertambangan, perusahaan itu tidak pernah membawa kesejahtraan bagi masyarakat, yang ada semakin sengsara. Akan tetapi Pemda ini merasa acuh, tidak pedulin dengan upaya dan suara dari masyarakat selama ini,” kritik Zulkarnain.

“Selama ini kita punya aset, apalagi ada pertambangan ini, akan tetapi sejauh ini KSB itu tidak pernah dikenal, siapa si yang mengetahui KSB di luar, tidak ada,” tuturnya.

Wajar kemudian peran ini tidak terlihat tidak hanya di pusat, tapi juga daerah sendiri. Pemda tidak punya posisi tawar dalam upaya kerjasama PT. AMNT, namun justeru perusahaan mementingkan pihak ketiga.  

“Untuk Pemda, marilah bersama-sama terbuka akan hal ini, jangan seperti sekarang. Pemda menyalahkan Pemprov dan sebaliknya. Masyarakat KSB malah jadi korban. Kami meminta Gubernur juga untuk turun ke masyarakat KSB langsung paparkan CSR itu kemana saja?,” harapnya.

Karena itu ia mempertanyakan kontribusi dan peran PT. AMNT selama 5 tahun terakhir terhadap masyarakat, seperti halnya di wilayah lain seperti Kalimantan dan Papua. 

“Secara umum kontribusi perusahaan PT. AMNT ini ke masyarakat KSB tidak kita lihat sama sekali angkanya,” pungkasnya. 

PT. AMNT Jawab Kritik 

Sebelumnya, PT. AMNT menjawab kritik Amanat KSB dan sejumlah pihak lainnya terkait aliran dana CSR. Berbagai program pemberdayaan dan pengembangan masyarakat telah dilakukan  dengan tiga  fokus,  di antaranya  pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Pariwisata Berkelanjutan, Penguatan Ekonomi.  

“Ambil contoh dalam hal pengembangan SDM, PT. Amman memiliki program beasiswa pendidikan vokasi untuk coding dan programming dalam mempersiapkan generasi muda Kabupaten Sumbawa Barat agar melek terhadap trend digital saat ini,” kata Head of Corporate Communications PT. AMNT, Kartika Octaviana. 

Selain itu, ada juga terkait Pariwisata Berkelanjutan, Amman memiliki program beasiswa hospitality (keramahtamahan) yang diperuntukkan untuk mempersiapkan generasi muda Kabupaten Sumbawa Barat terhadap potensi pariwisata dari KSB itu sendiri, melihat banyaknya permintaan tenaga kerja utk hotel, resort maupun restaurant di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat. 

Sementara penguatan ekonomi, baru-baru saja Amman meluncurkan program inkubasi bisnis bagi UMKM di wilayah Sumbawa Barat. Di mana dalam proses pelatihan tersebut para partisipan atau peserta pelatihan akan mempelajari berbagai materi terkait bagaimana mengelola bisnis UMKM yang dimilikinya serta jangka panjangnya tentunya agar bisnis UMKM yang dimiliki dapat naik kelas ke jenjang berikutnya. 

Materi yang diajarkan antara lain pengelolaan bisnis yang akan didapatkan peserta, antara lain perencanaan usaha, pengelolaan keuangan, cara membangun branding, pemasaran produk, hingga dampak bisnis terhadap lingkungan dan masyarakat. (MIL

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button