Mataram (NTB Satu) – Setelah sebelumnya hanya beberapa daerah saja di Pulau Sumbawa yang ditemukan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kini seluruh kabupaten/kota di Pulau Sumbawa sudah terjangkit penyakit tersebut. Daerah terbaru yang ditemukan kasus PMK di sana yaitu Kabupaten Sumbawa Barat dan Kota Bima.
Berbeda halnya dengan di Pulau Sumbawa, di Pulau Lombok justru semakin banyak daerah yang sudah nihil kasus PMK-nya. Setelah Kabupaten Lombok Barat (Lobar), menyusul kemudian Lombok Tengah (Loteng), dan Lombok Timur (Lotim) yang sudah tidak ditemukan lagi kasus baru.
Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB drh. Muslih mengatakan, pihaknya saat ini masih fokus untuk melakukan vaksinasi ternak rentan PMK, terutama sapi dan kerbau. Vaksinasi sedang dikebut agar penyebaran PMK bisa segera dihentikan.
“Pekan kemarin sudah datang tambahan 200 ribu vaksin dan langsung disebar ke kabupaten/kota sesuai permintaan yaitu sebanyak 100 ribu dosis,” kata Muslih kepada NTB Satu, Jumat 4 November 2022.
Di Provinsi NTB, total vaksin yang sudah dikirim oleh pemerintah pusat sebanyak 1.178.525 dosis dan jumlah ini akan dicukupkan sampai 2 juta dosis di tahun depan. Meskipun vaksin sudah lebih dari 1 juta dosis, namun berdasarkan laporan sementara, ternak yang sudah menerima vaksin PMK sebanyak 800 ribu ekor ternak, sebab ada ternak yang sudah menerima dua kali suntikan vaksin.
Semua vaksin itu disuntikkan oleh lebih dari 1.200 vaksinator yang tersebar di seluruh daerah. Mereka bekerja setiap hari untuk menuntaskan sebanyak ternak di lapangan.
Disnakeswan sedang berupaya untuk memperbanyak jumlah penyuntikan di lapangan, misalnya 30 ribu ternak dalam sehari, sebab saat ini baru mencapai 10 – 15 ribu ternak dalam sehari. Namun demikian, ada sejumlah kendala yang masih dihadapi oleh vaksinator di lapangan. Misalnya di Pulau Sumbawa, ternak sering sulit dikumpulkan karena dilepas-liarkan oleh pemiliknya.
“Kegiatan vaksinasi di Sumbawa memiliki kendala, misalnya kesulitan mengumpulkan ternak karena dilepas liarkan. Kalau di Pulau Lombok ada yang belum vaksin karena ada penolakan masyarakat, namun itu sedikit,” katanya.
Per tanggal 3 November 2022, jumlah ternak yang masih sakit di NTB sebanyak 4.132 ekor dari total kasus 115.845 ternak yang pernah terjangkit di NTB. Ternak yang sudah sembuh sebanyak 103.227 ekor, potong bersyarat 260 ekor dan mati 231 ekor. Secara bertahap, hewan ternak yang mati dan dipotong bersyarat ini akan mendapatkan ganti rugi dari pemerintah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (ZSF)