Selong (NTBSatu) – Nasib apes nampaknya sedang dialami petani di Lombok Timur (Lotim). Mereka dihadapkan dengan berbagai persoalan, mulai dari harga pupuk yang mahal dan hasil panen yang anjlok.
Bahkan, 95 kelompok tani di tiga kecamatan di Lombok Timur kesulitan menanam akibat lahan mereka tercemar limbah tambang Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB) yang beroperasi di wilayah Mamben Baru, Kecamatan Wanasaba.
95 kelompok tani itu tersebar di Kecamatan Wanasaba, Kecamatan Pringgabaya, dan Kecamatan Labuhan Haji dengan luas lahan 1.500 hektare.
Berita Terkini:
- Siap-siap! Pendaftaran Calon Anggota PPS dan PPK Penyelenggaraan Pilkada 2024 Segera Dibuka, Cek Persyaratannya
- Hotman Paris Tantang Rocky Gerung Duel di Atas Ring, Siapa Lebih Unggul?
- Pilkada 2024, KPU Kabupaten Bima Butuh 90 Anggota PPK dan 573 Anggota PPS
- 25 Persen Dana Investasi Hijau Asia Tenggara Masuk ke Indonesia
Muhdar (39), salah seorang petani terdampak di Desa Tirtanadi, Kecamatan Labuhan Haji, mengaku sudah mengalami gagal panen selama empat tahun terakhir akibat cemaran limbah.
Limbah tambang berupa lumpur dan batu yang mengalir di saluran irigasi menutup seluruh lahan pertaniannya hingga kehilangan kesuburan.
Bahkan, tutupan lumpur dan batu yang cukup tebal tersebut harus dibersihkan secara berkala dan memakan biaya tambahan cukup besar.
“Sudah lah pupuk, obat-obatan semuanya mahal, lagi tanah kita ini hancur. Mau bergantung ke mana lagi coba, kalau bukan kepada kebijakan pemerintah?” kesal Muhdar, Rabu, 8 November 2023.