Mataram (NTB Satu) – Peristiwa unik terjadi pada Rabu, 7 September 2022, pukul 08.30 Wita di RSUD Provinsi NTB, yaitu kelahiran bayi kembar empat melalui operasi caesar. Kejadian ini merupakan sejarah pertama di RSUD NTB.
Bayi kembar empat berjenis kelamin laki-laki tersebut merupakan buah cinta dari pasangan Muhammad Umar (35) dan Siti Nursiah (35). Muhammad Umar dan Siti Nursiah merupakan petani yang berasal dari Kelurahan Kabora, Kecamatan Labita, Kabupaten Bima.
Sebelumnya, Muhammad Umar dan Siti Nursiah telah memiliki buah cinta, yakni putra yang telah berumur 10 tahun dan putri yang berumur tiga tahun.
“Setelah lahir (bayi kembar empat), saya lega,” ujar Muhammad Umar, Rabu, 7 September 2022.
Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi Konsultan Fetomaternal RSUD Provinsi NTB, dr. Agus Rusdhy H. Hamid, Sp.OG, mengatakan, kelahiran bayi kembar empat tersebut merupakan kejadian pertama di RSUD Provinsi NTB. Rusdhy menerangkan, Siti Nursiah merupakan pasian rujukan dari Kabupaten Bima. Umur kelahiran Siti Nursiah telah mencapai umur kehamilan sekitar 28 hingga 29 minggu.
“Alhamdulillah, operasi berjalan lancar. Kurang lebih sekitar 45 menit. Ibu bayi dalam kondisi stabil,” ujar Rusdhy, Rabu, 7 September 2022.
Diketahui, bayi pertama lahir dengan berat bada 1.350 gram, bayi kedua dengan berat badan 1.370 gram, bayi ketiga dengan berat bada 1.100 gram dan bayi keempat lahir dengan berat badan 1.195 gram. Keempat bayi tersebut, lahir berselang satu menit.
Sampai saat ini, bayi kembar empat tersebut telah mendapat perawatan di ruang NICU RSUD Provinsi NTB, ditangani oleh dr I Ketut Adi Wirawan, MSc., Sp.A.
Kelahiran bayi kembar empat tersebut turut mendapat perhatian penuh dari Direktur RSUD Provinsi NTB, dr. H.L. Herman Mahaputra, M.Kes., M.H.
Herman memaparkan bahwa kelahiran bayi kembar empat tersebut telah dipersiapkan dengan matang sejak awal kedatangan. Begitu pula dengan kondisi ibu dan janin tetap dipantau oleh pihak RSUD.
“Ini termasuk kasus yang unik. Sebab kehamilan bayi kembar empat ini terjadi melalui proses pembuahan yang normal, bukan pembuahan buatan atau melalui proses bayi tabung,” tandas Herman. (GSR)