Mataram (NTB Satu) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Taman Budaya NTB menggelar pameran seni rupa bertajuk Tafsir Puan di Galeri Seni Rupa Taman Budaya NTB, mulai 10 Agustus hingga 12 Agustus 2022.
Pameran seni rupa Tafsir Puan dimaksudkan untuk membuka kesempatan dan ruang bagi para seniman perempuan untuk mempresentasikan hasil pembacaan fenomena sosial yang terjadi di NTB, khususnya Pulau Lombok.
Kurator Pameran Tafsir Puan, Sasih Gunalan, M.Sn., mengatakan, pameran seni rupa bertajuk Tafsir Puan memang diniatkan untuk menampung seniman perempuan asal Pulau Lombok agar mempresentasikan karya supaya dapat dinikmati dan dikonsumsi oleh masyarakat luas. Setelah melalui proses pengumpulan karya, Sasih melihat kecenderungan bahwa seniman yang terlibat dalam pameran berusaha sangat keras dalam memaknai representasi realitas sosial di sekelilingnya.
“Maka, saya mengambil proses penafsiran tersebut untuk dijadikan tema dalam pameran kali ini,” ungkap Sasih, dihubungi NTB Satu, Rabu, 10 Agustus 2022.
Dengan diselenggarakannya pameran Tafsir Puan, Sasih berharap agar para seniman yang terlibat serta masyarakat yang hadir mengapresiasi. Serta dapat menginterpretasi fenomena sosial yang terdapat di sekeliling, terutama dalam ruang lingkup Pulau Lombok.
Menurut Sasih, variasi dari karya yang telah terkurasi cukup variatif. Namun, kecenderungan yang muncul adalah isu-isu keseteraan gender dan kehidupan perempuan sasak di Pulau Lombok.
“Saya sempat mengalami kesusahan dalam meletakkan posisi yang pas bagi setiap karya. Kesusahan tersebut didasari karena ukuran karya yang rata-rata berukuran A3 dan A4, namun berjumlah banyak. Lain halnya bila karya berukuran besar, akan cenderung lebih mudah dalam penyusunannya,” cerita Sasih.
Pemilihan tema pameran yang dikerucutkan hanya untuk perempuan merupakan tanda seniman perempuan belum memiliki posisi setara dengan seniman laki-laki dari segi ketersediaan ruang mau pun akses, dalam hal ini adalah berpameran seni rupa.
“Gejala mengenai ruang pameran yang masih terbatas untuk perempuan, bukan hanya terjadi di NTB, melainkan Indonesia. Dalam sejarah seni rupa di Indonesia, perempuan hanya hadir sebagai objek dari seniman laki-laki, jarang sekali, bahkan hampir tidak pernah perempuan menjadi subjek. Sosok-sosok perupa perempuan hampir tidak pernah muncul dalam sejarah seni rupa Indonesia,” jelas Sasih.
Untuk di NTB, pameran bagi seniman perempuan, menurut pembacaan Sasih, adalah hal yang baru. Dengan diselenggarakannya pameran Tafsir Puan, Sasih berupaya agar ruang-ruang kesetaraan mulai terbangun. Laki-laki tidak diperkenankan selalu mendominasi ruang.
Selain itu, Sasih berpesan agar perempuan lebih lugas dalam menyampaikan fenomena sosial yang dialami agar figur-figur perempuan lebih banyak muncul dalam wacana seni rupa di NTB.
“Saya berharap gelaran kesenian, terutama pameran seni rupa, dapat terlaksana makin banyak dan konsisten. Bagi saya, pameran seni rupa tidak melulu bersifat besar tapi pelaksanaannya tidak konsisten,” tandas pria yang merupakan Dosen Program Studi Desain Komunikasi dan Visual Universitas Bumi Gora ini.
Seniman perempuan yang ikut serta dalam pameran Tafsir Puan berjumlah delapan orang yang berasal dari Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur. Jumlah karya secara keseluruhan sebanyak 35 unit.
Berikut ini adalah daftar nama seniman perempuan yang ikut serta dalam pameran seni rupa Tafsir Puan:
- Maimanah Amini
- Novia Ariana
- Tia Sofiana
- Roswati Husry
- Pratatih Ratasya
- Nirwana Puri
- Yusniati
- Esti Ebhi Evolisa. (GSR)