Mataram (NTB Satu) – Hujan berpeluang terjadi di wilayah NTB pada pertengahan Juli 2022. Namun dampak musim kemarau tetap perlu diwaspadai.
Pada dasarian kedua Juli 2022, diperkirakan masih ada peluang terjadi hujan dengan kategori rendah yaitu 20 – 50 mm/dasarian yang terjadi di sebagian besar wilayah NTB dengan peluang berkisar 10 – 40 persen. Meski terus berlangsung, curah hujan tersebut diprediksi belum bisa mencukupi kebutuhan air masyarakat NTB pada puncak musim kemarau yang diperkirakan terjadi Agustus 2022 mendatang.
“Kemarau tahun ini memang akan sedikit lebih basah dari sebelumnya, tapi itu masih belum cukup untuk kebutuhan air kita pada puncak kemarau yang akan datang,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, H. Sahdan pada Senin, 11 Juli 2022.
Dari tahun ke tahun, lanjut Sahdan, ada beberapa daerah yang kerap kali dilanda darurat kekeringan pada musim kemarau, seperti Sekotong Lombok Barat, Lombok Tengah bagian selatan, Lombok Timur bagian selatan, Pulau Moyo di Sumbawa, sebagian besar Kabupaten Bima, dan bahkan Kota Bima.
“Daerah itu yang sering kita salurkan air bersih. Kalau Kota Mataram cenderung aman, karena dilalui oleh beberapa sungai besar,” terang Sahdan kepada NTB Satu.
Karena itu ia meminta, agar penggunaan air yang ada di bendungan-bendungan mulai diperhemat dari sekarang. Bila perlu, masyarakat juga dianjurkan untuk melakukan penampungan air hujan untuk digunakan di kemudian hari.
“Mitigasi itu tidak bisa dari masyarakat saja, atau pemerintah saja, namun keduanya harus selaras. Yang paling penting adalah pemahaman dari masyarakat,” pungkasnya.(RZK)