Daerah NTB

Banyak Kasus Stunting, Dua Daerah di NTB Dijadikan Model Proyek Percontohan Posyandu Keluarga

Lombok Barat (NTB Satu) – Dunia kesehatan di NTB dinilai perlu memperbanyak gerakan promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, salah satunya melalui Posyandu keluarga. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah memasukkan NTB ke dalam proyek percontohan atau pilot project posyandu keluarga.

Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr. H. Lalu Hamzi Fikri MM.MARS., mengatakan, NTB diharapkan mampu menjadi contoh untuk peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang demi terciptanya derajat kesehatan yang tinggi. Melalui Dinas Kesehatan NTB, Kemenkes RI menyatakan program kesehatan di NTB telah berjalan dengan baik.

“NTB dimasukkan ke dalam proyek percontohan untuk model posyandu,” ujar Hamzi ketika mendampingi Wakil Gubernur NTB rapat bersama Menkes RI, di Lombok Barat, Senin, 6 Juni 2022.

Dinas Kesehatan NTB diminta merekomendasikan dua daerah untuk menjadi model posyandu keluarga. Kabupaten Lombok Utara (KLU) dan Kota Bima dipilih menjadi daerah model posyandu.

“Kabupaten Lombok Utara dan Kota Bima dipilih lantaran kasus stunting serta kematian ibu dan bayi cukup tinggi,” terang Hamzi.

Posyandu Keluarga adalah terobosan dalam upaya menanggulangi masalah kesehatan dengan pendekatan keluarga yang melaksanakan kegiatan secara rutin tiap bulan, dengan cakupan 5 Program utama (KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan Diare), dan ditambah integrasi program dari lintas sektor, yaitu Kelas Remaja, Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja (PUP), program Keluarga Sakinah, Ketahanan Pangan, Pertanian serta peran aktif Tokoh Agama (Dai Kesehatan) serta instansi yang dalam upaya mensinergikan program di SKPD terkait.

Sementara itu, Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah mengatakan, program penumpasan masalah kesehatan di NTB telah berjalan selaras dengan program Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Menurut cerita Rohmi, Menkes RI cukup gembira manakal mendengar permasalahan posyandu keluarga di NTB.

“Posyandu Keluarga di NTB diharapkan memiliki kekuatan yang tinggi dalam menumpas masalah kesehatan di NTB,” ujar Rohmi, ditemui NTB Satu usai rapat bersama Menkes RI, di Lombok Barat, Senin, 6 Juni 2022.

Posyandu keluarga di NTB telah berjalan senada dengan program yang diperjuangkan Kemenkes RI. Oleh karena itu, NTB diharapkan terus meningkatkan kompetensi pelayanan dan tenaga kesehatan.

“Program kesehatan di NTB nyambung dengan program kesehatan Kemenkes RI,” pungkas Rohmi. (GSR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button