Mataram (NTBSatu) – Wabah Human Metapneumovirus (HMPV) menjadi sorotan, setelah lonjakan kasus terjadi di China bagian utara. Terutama, di kalangan anak-anak di bawah usia 14 tahun.
Penyebaran virus ini menimbulkan kekhawatiran internasional, meski di Indonesia belum ada laporan kasus.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, drg. Widyawati, MKM., menyatakan, langkah preventif sangat penting masyarakat lakukan, meskipun kasus HMPV belum ada di Indonesia.
Ia menekankan pentingnya penerapan pola hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan secara teratur, menjaga kebersihan lingkungan. Serta menggunakan masker di tempat umum.
“Pengawasan ketat terhadap pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza-Like Illness (ILI) juga terus dilakukan di pintu-pintu masuk negara,” jelas Widyawati dalam keterangan persnya, Selasa, 7 Januari 2024.
HMPV bukanlah virus baru. Ditemukan pada tahun 2001, virus ini memiliki gejala mirip flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Namun, komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia dapat terjadi, terutama pada bayi, lansia, serta individu dengan kekebalan tubuh lemah dan penyakit kronis.
Di China, lonjakan kasus HMPV terjadi antara 16-22 Desember 2024, dengan peningkatan signifikan di provinsi utara. Kelompok anak-anak menjadi yang paling terdampak, meskipun sebagian besar kasus menunjukkan gejala ringan.
Hingga kini, belum tersedia vaksin atau pengobatan spesifik untuk HMPV. Perawatan hanya berfokus pada meredakan gejala, seperti rehidrasi, pengendalian demam, dan istirahat cukup.
Kementerian Kesehatan RI mengimbau masyarakat segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, jika mengalami gejala infeksi saluran pernapasan. Oleh karenanya, HMPV di China ini menjadi pengingat bahwa penyakit menular tetap berpotensi mengancam kapan saja. (*)
