Mataram (NTBSatu) – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai 1.193 kasus per 5 Mei 2024.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Dr. dr. H. Lalu Hamzi Fikri mengatakan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya DBD. Di antaranya adalah rendahnya kekebalan tubuh masyarakat, kepadatan jentik nyamuk atau populasi nyamuk penular yang banyak ditemukan di musim penghujan, genangan air di tempat-tempat tertentu seperti ban bekas, kaleng bekas, talang air, botol bekas, gelas bekas, lubang pohon, bambu, pelepah daun, dan sebagainya.
Lebih lanjut, pihaknya sedang memperkuat koordinasi antara Provinsi, Kabupaten/Kota serta Puskesmas dalam upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), dengan bahan yang diberikan Dinas Kesehatan Provinsi dan pemantauan intens dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
“Seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan dan penggunaan antigen dalam pemeriksaan untuk mendeteksi kasus DBD lebih cepat,” ujarnya, Minggu, 2 Juni 2024.
Untuk pertolongan awal terhadap penderita DBD, lanjut Fikri, beberapa hal dapat dilakukan oleh pihak keluarga, antara lain tirah baring (bedrest), perbanyak minum air minimal 2 liter per hari, kompres hangat dan jika terjadi demam tinggi segera berikan obat pereda demam.
Berita Terkini:
- NTB Butuh Rp6,7 Triliun Bangun Sport Center untuk PON 2028
- Polres Sumbawa Amankan 2 Kilogram Sabu, Tiga Terduga Pelaku Ditangkap
- Kontribusi NTB ke PDB Nasional Rp90,05 Triliun, Sektor Pariwisata dan Pertanian Harus Dioptimalkan
- Penyaluran KUR di NTB Capai Rp5,3 Triliun hingga November 2024
- Profil ANTV, Satu Grup dengan TVOne hingga PHK Massal di Akhir 2024
“Kalau 2-3 hari gejala semakin memburuk, misalnya muntah-muntah, mimisan, pendarahan gusi, segeralah dibawa ke rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk ditangani lebih lanjut,” imbaunya.
Di Nasional, Jawa Barat menjadi provinsi dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) terbanyak di Indonesia lantaran mencapai 23.454 kasus per 5 Mei 2024.
Jumlahnya setara 25,7 persen dari total kasus DBD secara nasional yang sebanyak 91.269 kasus.
Posisi kedua ditempati Jawa Timur dengan 9.150 kasus DBD sepanjang Januari hingga 5 Mei 2024. Kemudian, kejadian DBD di Banten dan Jawa Tengah masing-masing sebanyak 5.877 kasus dan 5.556 kasus. (STA)