Mataram (NTBSatu) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram bersama masyarakat menggencarkan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui kegiatan gotong royong secara berkala di lingkungan masyarakat.
PSN dilakukan dengan Gerakan 3M yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air serta endaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD) yang berpotensi menimbulkan kematian.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, Emirald Isfihan, mengonfirmasi bahwa hingga akhir Mei 2024, tercatat 300 kasus DBD di Mataram.
Meskipun tidak ada kematian akibat DBD di Mataram, Emirald menegaskan bahwa kewaspadaan harus tetap dijaga.
Berita Terkini:
- Pengendalian Inflasi NTB Telan Anggaran Rp295,33 Miliar
- Pembalap ARRC 2024 Sempatkan Nikmati Mandalika Sebelum Balapan
- Didampingi Staf Ahli Wapres, Aji Rum Kawal Penuntasan Lahan Pembangunan IAIN Bima
- Inspektorat Audit Investigasi Keuangan Rp32 Miliar PT GNE
- Aktivis Mahasiswa Lombok Timur Desak Dirut RSUD Soedjono Dipecat
“Kasus DBD di Mataram tergolong biasa-biasa saja, namun perlu diwaspadai. Kami gencarkan PSN di tengah masyarakat, karena jentik nyamuklah yang menjadi sumber berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti,” terangnya.
Emirald menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam PSN. Menurutnya, PSN tidak hanya dilakukan saat ada kasus DBD, tetapi harus menjadi kebiasaan rutin.
“Pemegang program di puskesmas telah kami dorong untuk turun ke lapangan, mengajak masyarakat melakukan PSN. Pencegahan DBD tidak bisa sepenuhnya diserahkan ke pemerintah, melainkan perlu kerja kolektif,” tegasnya.
Emirald mengingatkan bahwa kebersihan lingkungan sangat tergantung dari kebiasaan masyarakat itu sendiri. (WIL)