Mataram (NTB Satu) – Pengamat Politik Dr. Ihsan Hamid mengatakan, praktik money politics tidak bisa dipisahkan dalam setiap gelaran Pemilihan Legislatif (Pileg) maupun Pilkada.
Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram ini menilai, salah satu upaya yang bisa mereduksi money politic dalam sistem demokrasi pemilihan umum nantinya, perlu adanya gerakan massif dari media-media tentang bahaya laten praktik tersebut.
“Kerja sama dengan media menjadi langkah yang efektif untuk menekan money politic,” ujarnya Selasa 6 Juni 2023.
Menurutnya, hanya dengan instrumen media, daya gedor dan infiltrasi terhadap pemahaman masyarakat bisa diubah.
Lihat Juga:
- Pemprov NTB Salurkan Ratusan Hewan Kurban
- Hotman Paris Kritik KPK Soal Surat Edaran Pengusutan Korupsi di BUMN
- Harga Emas Antam Turun, Peluang Menarik untuk Investasi di Tengah Libur Iduladha
- 15 Ide Olahan Daging Kurban Anti Mainstream yang Bikin Hidangan Lebaran Makin Istimewa
“Karena media punya daya dentuman yang dahsyat,” tegasnya.
Media memiliki jangkauan luas dan telah tersentuh oleh semua kalangan. Karena itu, penyelenggara seharusnya lebih banyak bekerjasama dengan media untuk minimal mengurangi praktik politik uang di masyarakat.
“Penyelenggara belum massif dari segi medianya, harus kerja sama dengan media,” paparnya.
Bahkan ia pun melihat peran media memiliki pengaruh yang cukup kuat. Tidak hanya dalam memberikan pencerahan tentang Pemilu serta bahaya politik uang, media pun sangat menentukan siapa yang bisa menjadi pemenang dalam setiap gelaran kontestasi baik itu Pilpres, Pileg, maupun Pilkada.
“Siapa yang gunakan media dia yang bisa berpotensi meraih kemenangan lebih besar,” tandasnya. (ADH)