Mataram (NTB Satu) – Masyarakat Kota Mataram dihebohkan beredaranya informasi seorang bocah SD meninggal dunia karena dianiaya atau dikeroyok di sekolahnya.
Menanggapi informasi liar itu, Kapolresta Mataram, Kombes Pol Mustofa menegaskan bahwa informasi itu hoaks. Pasalnya, berita bocah inisial ZM meninggal karena dianiaya tidak sesuai dengan keterangan dokter.
“Hasil pemeriksaan dokter, yang bersangkutan (korban) meninggal karena penyempitan batang otak,” katanya kepada NTBSatu, Selasa, 10 Oktober 2023.
Baca Juga : Catat! Berikut Jadwal Kegiatan Parade Pembalap MotoGP Besok Siang
Jika memang korban meninggal karena dianiaya, sambung Mustofa, pasti ditemukan adanya bekas luka lebam di tubuh korban.
“Kata ahli, bahwa penyempitan pada batang otak yang menjadi penyebab kematiannya. Tidak ada tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan,” tegasnya kembali.
Mustofa mencontohkan, ada seseorang yang berkelahi dan meninggal dunia. Beberapa jam pasca itu, pasti muncul lebam di beberapa tubuh jenazahnya.
Baca Juga : Tiba di Lombok, “The Baby Alien” Langsung Diserbu Penggemar