Kota MataramPolitik

Rino Rinaldi dan Edy Sopyan Adu Kuat Rebut Kursi Ketua Golkar Mataram

Mataram (NTBSatu) – Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) VI Partai Golkar Kota Mataram, suhu politik internal partai semakin memanas.

Dua kandidat kuat, Rino Rinaldi dan H. Edy Sopyan, kini menjadi sorotan utama setelah sama-sama mengklaim dukungan mayoritas dari pemilik suara.

Musda kali ini akan berlangsung pada Minggu, 19 Oktober 2025, setelah berakhirnya kepemimpinan TGH Mujiburrahman sebagai Ketua DPD II Golkar Kota Mataram.

Sosok ulama kharismatik itu memilih tidak melanjutkan jabatan politiknya, dengan alasan ingin fokus berdakwah dan membesarkan pesantren yang ia pimpin. Keputusan Mujiburrahman membuka ruang bagi lahirnya generasi baru dalam kepemimpinan Golkar di Mataram.

Sejalan dengan itu, Ketua DPD I Golkar NTB, Mohan Roliskana telah memberi sinyal perlunya regenerasi di tubuh Golkar Mataram. Ia menyebut, partai membutuhkan sosok muda yang mampu membawa energi segar, inovasi, dan semangat baru dalam menghadapi dinamika politik ke depan.

Sinyal politik Mohan inilah yang kemudian membuat arah dukungan menjadi isu paling krusial dalam Musda kali ini. Dalam proses pendaftaran, H. Edy Sopyan lebih dulu melangkah dengan mengantongi enam dukungan Pengurus Kecamatan (PK) serta satu suara dari DPD II Golkar Mataram, total tujuh suara.

Sebagai kader senior dan figur konsolidatif, Edy berkomitmen menjaga soliditas partai sekaligus melanjutkan fondasi yang telah TGH Mujiburrahman bangun.

Namun, Rino Rinaldi datang dengan kekuatan yang lebih besar. Ia membawa 11 dukungan, termasuk dari Ormas Pendiri, Ormas yang Didirikan, dan DPD I Golkar NTB dipimpin langsung Mohan Roliskana.

Kehadiran dukungan DPD I ini memicu spekulasi, Rino menjadi kandidat muda yang paling sejalan dengan visi regenerasi yang Mohan inginkan.

Untuk menunjukkan keseriusan dan keabsahan dukungan, Rino bahkan menghadirkan langsung para pengurus kecamatan yang menandatangani dukungannya saat menyerahkan berkas pencalonan.

Verifikasi Calon Ketua Golkar Kota Mataram

Ketua Panitia Musda VI, Jana Hamdiana menyebut, proses verifikasi dukungan tengah berlangsung ketat untuk mencegah adanya dukungan ganda.

“Kami panggil semua pengurus kecamatan satu per satu untuk klarifikasi. Prosesnya belum tuntas, tetapi kami pastikan hasilnya akan objektif dan transparan,” tegas Jana, Jumat, 17 Oktober 2025.

Sementara Ketua Dewan Pengarah Panitia Musda, H. Salmanz menegaskan, calon yang tidak memenuhi syarat minimal 30 persen dukungan tidak bisa melaju ke tahap selanjutnya.

“Nanti saat Musda akan disampaikan siapa yang memenuhi syarat dan siapa yang tidak. Semua berjalan sesuai mekanisme,” ujarnya.

Salman juga mengingatkan, seluruh kader untuk menjaga suasana Musda tetap kondusif serta mengedepankan semangat musyawarah mufakat yang telah menjadi tradisi partai.

Menepis isu yang beredar, Salman memastikan, tidak ada intervensi dari pihak luar baik DPD I maupun DPP Golkar. “Panitia bekerja mandiri, profesional, dan tidak diintervensi siapa pun,” tegasnya.

Sebagai informasi, total suara sah dalam Musda ini berjumlah 11 suara. Terdiri dari enam suara PK, satu suara DPD I, satu suara DPD II, satu suara Ormas Pendiri, dan satu suara Ormas yang didirikan. Adapun suara Dewan Penasehat tidak terpakai karena ketuanya, H. Ahyar Abduh telah meninggal dunia. (*)

Berita Terkait

Back to top button