Mataram (NTB Satu) – Cuaca ekstrem yang dipicu gelombang panas akhir akhir ini, menjadi tantangan untuk masyarakat yang dominan aktivitas di luar ruangan. Bukan hanya udara panas, dan hujan, debu juga dapat mempengaruhi kondisi tubuh.
Akademisi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (Unram) Prof. Dr. dr. Hamsu Kadriyan mengatakan, cuaca di luar ruangan cukup panas sehingga mengharuskan manusia menggunakan pelindung.
“Karena sekarang masuk musim kemarau, sebaiknya untuk menjaga kondisi tubuh, seperti kekurangan cairan (dehidrasi),” sarannya.
Salah satu cara agar cairan atau keringat di dalam tubuh tidak langsung keluar begitu saja, perbanyak mengkonsumsi buah dan sayur.
“Paling tidak cairan tubuh yang keluar ada penahannya. Tidak keluar begitu saja,” ucap Hamsu, Selasa 02 Mei 2023
Selain mengkonsumsi sayur dan buah, Hamsu juga mengatakan bisa juga dengan mengkonsumsi minuman elektrolit atau yang mengandung nutrisi dan mineral.
“Bisa juga dari air dan garam, sudah banyak minuman mengandung garam yang dijual,” ucapnya
Ia mengingatkan masyarakat tidak terlalu banyak beraktivitas pada situasi cuaca cukup panas sekarang ini, dengan membagi waktu.
” Jika memang diwajibkan beraktivitas di luar, harus menggunakan pelindung kepala khususnya untuk menghindari dehidrasi,” tegasnya
Beberapa tanda-tanda heat stroke atau kondisi tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis hingga mencapai 40 derajat, rentan terjadi pada anak dan lansia.
“Kalau ada gejalanya, langsung dibawa ke rumah sakit, untuk memperbaiki fungsi organ tubuh, khususnya ginjal,” ujarnya.
Anak muda atau dewasa ketahanan tubuhnya lebih baik, beda dengan anak-anak dan lansia kondisi tubuhnya lemah. (WIL)