Mataram (NTB Satu) – Cuaca ektrem yang terjadi seminggu terakhir menimbulkan kerugian bagi masyarakat Kota Mataram, terutama saat terjadinya hujan lebat disertai angin kencang dan gelombang tinggi pada Sabtu, 24 Desember 2022.
Terhitung hingga kini, total 103 Kepala Keluarga (KK) di Kota Mataram mengalami kerugian materi. Banyak di antara mereka yang kehilangan tempat tinggal, terutama warga pesisir yang rumahnya roboh akibat abrasi dan angin kencang.
Dirincikan, 30 KK terdampak di Jempong Baru, 20 KK di Tanjung Karang Permai, di Ampenan Selatan 28 KK, dan Bintaro 25 KK.
Para korban tersebut saat ini sedang diungsikan ke tempat aman, seperti rumah-rumah ibadah dan diikuti dengan pemberian bantuan logistik.
“Pendistribusian logistik tanggal 24 Desember untuk warga terdampak angin dan abrasi di Kelurahan Bintaro dan Ampenan selatan berupa beras 265 kilogram, mie instan 25 kardus, terpal 20 lembar, tikar 53 lembar, biskuit 53 kilogram, dan minyak goreng 53 liter,” ujar Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram, Sudirman, Senin, 26 Desember 2022.
Lalu pada hari ini, Dinsos juga telah menyalurkan bantuan logistik kepada korban abrasi di Kelurahan Tanjung Karang Permai berupa beras 100 kilogram, mie instan 6 kardus, dan telur 6 tray.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Mahfudin Noor, sepanjang 9 kilometer pantai Kota Mataram mengalami abrasi akibat gelombang tinggi tersebut, mulai dari Pantai Ampenan hingga Pantai Kuranji.
Banyak di antara masyarakat yang berharap direlokasi, namun masih menunggu keputusan dari Wali Kota Mataram dan Gubernur NTB.
“Mengenai relokasi, kita tunggu kebijakan dari Pak Wali terlebih dahulu,” ucap Mahfudin. (RZK)