Diskominfotik SumbawaSumbawa

Pemkab Sumbawa Kembangkan Klaster Agribisnis Ternak Terintegrasi untuk Peternak Lokal

Sumbawa Besar (NTBSatu) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH), mendorong pengembangan klaster Agribisnis Ternak Terintegrasi untuk meningkatkan produktivitas ternak sekaligus mendukung pertanian lokal.

Kepala DPKH Kabupaten Sumbawa, Saifuddin menjelaskan, klaster memiliki ruang lingkup lebih kecil dibanding kawasan luas. Gabungan beberapa klaster membentuk kawasan yang lebih besar.

“Konsepnya itu contoh, 10–20 peternak dengan total 300 ekor sapi di satu wilayah menjadi satu klaster,” kata Saifuddin kepada NTBSatu, Kamis, 20 November 2025.

DPKH Sumbawa menerapkan Integrated Farming System di Labangka, sentra jagung Kabupaten Sumbawa. Lahan jagung ini kini ditanami Lamtoro, daunnya dimanfaatkan sebagai pakan sapi, sementara limbah jagung diolah menjadi pakan ternak. Lamtoro tumbuh di lahan kritis, menjaga kesuburan tanah, dan mencegah lahan terbuka pasca-panen.

Selain pakan, pengolahan kotoran sapi menjadi biogas untuk kebutuhan rumah tangga. Kemudian, ampas kotoran (bioslurry) sebagai pupuk organik dan urin sapi menjadi pupuk cair.

Saifuddin menekankan, sistem ini menciptakan siklus ekonomi dan lingkungan yang saling mendukung.
Klaster memudahkan koordinasi antarpeternak.

“Mereka dapat berbagi pakan, pejantan unggul, dan teknologi pertanian. Dengan cara ini, produktivitas meningkat, biaya operasional menurun, dan keberlanjutan peternakan tetap terjaga,” jelas Saifuddin.

DPKH Sumbawa juga menyiapkan program pendampingan dan pelatihan bagi peternak. Materi pelatihan meliputi teknik pemanfaatan Lamtoro dan limbah jagung, pengelolaan pakan, serta pemeliharaan ternak agar sehat dan produktif.

Program klaster agribisnis ternak ini menunjukkan komitmen Pemkab Sumbawa membangun peternakan modern, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Program tersebut memberikan manfaat ekonomi jangka panjang bagi masyarakat, sekaligus menjaga lahan tetap produktif dan hijau.

Saifuddin berharap, program ini mendorong peternak kecil menjadi lebih mandiri dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. “Dengan integrasi pakan, biogas, dan pupuk organik, semua sektor dapat tumbuh bersama. Peternak dan pertanian saling mendukung,” tutupnya. (*)

Berita Terkait

Back to top button