Daftar Festival di Kota Mataram yang Terancam Batal Digelar 2026
Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram menghadapi tekanan besar pada tahun 2026, setelah Pemerintah Pusat memangkas dana Transfer ke Daerah (TKD) hingga mencapai Rp370 miliar.
Kondisi ini memaksa seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melakukan penghematan besar-besaran, termasuk pada sektor pariwisata yang selama ini menjadi andalan promosi daerah.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram, Cahya Samudra menjelaskan, pemangkasan TKD berdampak langsung terhadap kegiatan promosi wisata.
“Untuk kegiatan festival, kita menyesuaikan. Kalau memang tidak ada anggarannya, ya tidak kita laksanakan,” ujar Cahya Samudra, Senin, 27 Oktober 2025.
Cahya menegaskan, arahan Pemerintah Pusat meminta setiap daerah menekan kegiatan seremonial dan fokus pada program prioritas. Karena itu, banyak festival tahunan di Mataram berpotensi batal pada 2026.
Ia menyebut, kebijakan ini sebagai langkah realistis agar belanja daerah tetap terkendali tanpa mengorbankan pelayanan publik yang lebih penting.
Daftar Festival yang Terancam Batal 2026
1. Festival Mutiara Mataram
Festival ini mengangkat produk mutiara lokal sebagai ikon utama Kota Mataram. Dinas Pariwisata rutin menghadirkan pameran outdoor, lelang, fashion show, serta pertunjukan musik yang menampilkan hasil karya para perajin mutiara lokal. Acara ini juga menjadi wadah promosi bagi pelaku usaha, agar produk mereka lebih dikenal hingga ke pasar internasional.
2. Festival Ragi Genep
Festival kuliner ini menonjolkan kekayaan cita rasa khas Suku Sasak, seperti Sate Rembiga, Nasi Selak Sekarbela, dan Nasi Pagutan.
Acara ini menjaga warisan kuliner tradisional melalui lomba masak, pameran makanan lokal, dan kegiatan promosi UMKM. Ragi Genep sendiri merupakan bumbu khas Sasak yang identik dengan acara adat begawe.
3. Lebaran Topat
Tradisi tahunan masyarakat Sasak ini berlangsung seminggu setelah Idulfitri, tepat pada 8 Syawal. Masyarakat menjadikan Lebaran Topat sebagai ajang syukur atas selesainya ibadah puasa sekaligus momen mempererat silaturahmi.
Acara ini biasanya diwarnai dengan doa bersama, permainan rakyat, dan kegiatan sosial yang melibatkan banyak warga serta wisatawan.
4. Festival Kota Tua Ampenan
Festival ini bertujuan memperkenalkan kawasan bersejarah Ampenan sebagai destinasi wisata budaya. Penyelenggara menampilkan pameran benda bersejarah, pertunjukan seni, dan teater yang menggambarkan kehidupan masa lalu.
Selain itu, pelaku UMKM setempat juga memperoleh kesempatan untuk memamerkan produk mereka.
5. Kampung Kuliner Ramadan
Acara ini berlangsung selama bulan Ramadan dan menjadi pusat kuliner masyarakat Mataram. Warga dapat menikmati aneka takjil, hidangan berbuka, dan makanan tradisional khas Lombok di kawasan Teras Udayana.
Festival ini tidak hanya memperkuat suasana Ramadan, tetapi juga menggerakkan ekonomi pelaku usaha kecil.
6. Mataram Culture Festival
Festival ini merayakan kekayaan budaya Kota Mataram melalui pertunjukan seni, atraksi etnis, dan pameran benda antik.
Acara ini menjadi ruang kolaborasi antara seniman lokal dan generasi muda untuk memperkenalkan identitas budaya Mataram secara kreatif. Selain itu, kegiatan ini turut memperkuat posisi kota sebagai pusat budaya di NTB.
7. Festival Tempoe Doeloe
Acara ini menghadirkan nuansa sejarah dan budaya masa lampau yang dikemas secara menarik. Masyarakat dapat menikmati berbagai pameran dan pertunjukan yang menampilkan gaya hidup tempo dulu.
Tujuan utamanya ialah menumbuhkan kecintaan terhadap sejarah serta mendorong generasi muda mengenal warisan budaya lokal.
8. Festival Film Sangkareang
Festival film tahunan ini membuka ruang bagi sineas muda di Mataram dan Lombok untuk menampilkan karya mereka.
Kegiatan meliputi kompetisi film pendek, pemutaran film, workshop, serta sesi diskusi bersama praktisi perfilman nasional. Festival ini berperan penting dalam mendorong tumbuhnya industri film lokal dan memperkenalkan potensi kreatif daerah. (*)



