Aktivis hingga Influencer Dapat Teror Usai Kritik Penanganan Bencana Sumatra
Mataram (NTBSatu) – Gelombang teror menyasar sejumlah aktivis dan influencer, setelah menyuarakan pandangan kritis terkait bencana alam yang melanda berbagai wilayah Sumatra.
Para tokoh publik ini aktif membahas dampak bencana, respons pemerintah, serta persoalan lingkungan yang memperparah kondisi korban. Namun, suara tersebut justru memicu intimidasi dalam bentuk ancaman hingga gangguan terhadap keluarga.
Kasus teror muncul hampir bersamaan dan menunjukkan pola tekanan terhadap mereka yang lantang berbicara. Bentuk teror bervariasi, mulai dari pesan bernada ancaman, kiriman bangkai ayam, peretasan akun keluarga, hingga paket Cash on Delivery (COD) fiktif.
Daftar Aktivis dan Influencer yang Mengalami Teror
Berdasarkan penelusuran NTBSatu, berikut daftar aktivis dan influencer yang mendapat teror usai menyuarakan bencana Sumatra:
Sherly Annavita (Influencer)
Kreator konten asal Aceh, Sherly Annavita mengunggah bukti teror melalui akun Instagram pribadinya, @sherlyannavita.
“Teman-teman, pagi ini Sherly baru keluar dari tempat tinggal dan Sherly mendapati ini di depan ada satu kantong telur yang sudah dilemparkan dan ini pecahannya,” katanya mengutip postingannya, Rabu, 31 Desember 2025.
Ia menegaskan, pesan ancaman telah masuk ke nomor pribadi dan akun media sosialnya selama beberapa hari. Tak hanya itu, ia juga menemukan kantong berisi telur pecah di depan tempat tinggal serta coretan cat semprot pada mobil pribadinya. Sherly juga menerima surat ancaman yang menuduhnya memanfaatkan bencana.
Iqbal Damanik (Aktivis Greenpeace)
Manajer Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Iqbal Damanik menemukan bangkai ayam di teras rumahnya pada Selasa pagi, 30 Desember 2025. Tak hanya itu, ia juga menerima serangan melalui komentar dan pesan di akun Instagram miliknya @bgdamanik.
Pada kaki bangkai ayam tersebut terikat kertas berisi ancaman, “Jagalah ucapanmu apabila anda ingin menjaga keluargamu. Mulutmu harimaumu”.
Sebagai informasi, Iqbal selama ini vokal menyampaikan kritik terkait bencana Sumatra dan respons pemerintah. Ia menegaskan, sikap tersebut sebagai wujud solidaritas terhadap korban.
DJ Donny (Influencer)
DJ asal Aceh dengan nama panggung DJ Donny atau Ramond Dony Adam, mengalami intimidasi berupa kiriman bangkai ayam dan surat ancaman. Melalui akun Instagram pribadinya @dj_donny, ia menyampaikan pernyataan keras kepada pelaku teror.
“Buat yang ngirim bangkai ayam ke rumah gua, lu itu pengecut. Cara main lu itu masih amatir, ya. Harusnya lu belajar dulu sama senior lu. Senior lu itu lebih elegan, ya. Bikin malu presiden aja lu,” ungkapnya.
Selain itu, Donny mengajak masyarakat agar tetap berani menyampaikan pendapat serta memberikan kritik kepada pemerintah maupun pejabat negara. Ia menegaskan, opini yang berlandaskan kebenaran tidak perlu memicu rasa takut atau tekanan apa pun.
“Nih buat teman-teman, lu enggak usah takut kalau bersuara ya. Bahkan presiden kita pun mengizinkan untuk dikritisi, selama apa yang kita sampaikan itu benar, ya,” tambahnya.
Virdian Aurellio (Influencer sekaligus Aktivis)
Virdian mengaku, teror menyasar dirinya dan keluarga setelah ia bersuara mengenai bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
“Dalam 24 jam terakhir, gue mendapatkan beberapa teror,” kata Virdian mengutip unggahan di akun Instagram pribadinya @virdian_aurellio, Rabu, 31 Desember 2025.
Teror tersebut tidak hanya menyasar dirinya secara pribadi, tetapi juga menjangkau anggota keluarga dan lingkaran terdekat. Ia mengungkap adanya upaya peretasan terhadap akun WhatsApp adiknya, serta percobaan login ke akun milik anggota keluarga lain meskipun beberapa upaya tersebut gagal.
Selain itu, pesan bernada intimidasi juga masuk ke ponsel keluarga dan teman-temannya dari nomor yang sama.
Yama Carlos (Aktor)
Aktor Yama Carlos mengalami teror setelah mengunggah video parodi yang menyinggung cara seorang pejabat negara menangani bencana di Sumatra. Melalui akun Instagram pribadinya @yamacarlos7, ia menegaskan video tersebut tidak menyebut nama siapa pun.
Namun, tiba-tiba teror datang dalam bentuk pesan WhatsApp bernada ancaman serta pemesanan paket COD fiktif ke alamatnya.
Pada pagi Hari Natal, 25 Desember 2025, Yama menerima panggilan dari nomor tak dikenal yang kemudian berlanjut dengan pesan ancaman. Pesan tersebut berisi, “Hapus 12 konten TikTok-mu selama seminggu terakhir”.
Yama juga menyebut, adanya gangguan lanjutan berupa upaya penyadapan dan peretasan terhadap ponsel orang terdekatnya yang semakin mempertegas tekanan akibat sikap kritisnya di ruang publik.
Rentetan teror ini memperlihatkan, tekanan serius terhadap suara kritis yang menyuarakan kepentingan korban bencana Sumatra dan isu lingkungan yang menyertainya. (*)



