Kota Mataram

Sampah Kiriman di Pantai Loang Baloq Turunkan Omzet Pelaku Wisata, PAD Mataram Terancam Merosot

Mataram (NTBSatu) – Tumpukan sampah kiriman yang memenuhi garis pantai Kota Mataram tidak hanya mengganggu keindahan pesisir, tetapi juga mulai menekan roda ekonomi yang bergantung pada sektor pariwisata.

Para pedagang, pengelola destinasi, hingga pelaku usaha kecil di sekitar pantai merasakan langsung penurunan jumlah pengunjung sejak fenomena ini muncul kembali memasuki musim penghujan.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram, Cahya Samudra mengatakan, sampah kiriman ini merupakan siklus tahunan yang muncul akibat sampah dari sungai terbawa ke muara dan kemudian terhempas kembali ke pantai oleh ombak.

“Ketika musim penghujan tiba, sampah dari sungai yang bermuara ke laut akan kembali ke pesisir. Ini terjadi setiap tahun,” ujarnya, Senin, 1 Desember 2025.

Namun tahun ini, dampak ekonominya terasa lebih besar. Pantai Loang Baloq salah satu ikon wisata Mataram menjadi titik terparah. Kondisi pantai yang kotor membuat wisatawan mengurungkan kunjungan, terutama saat akhir pekan yang biasanya menjadi puncak pendapatan pedagang.

Para pedagang mengeluhkan penurunan omzet karena turunnya jumlah wisatawan. Beberapa di antara mereka mengaku kehilangan pendapatan harian hingga 50 persen, saat kondisi sampah memuncak. Sektor informal seperti penyewa tikar, pedagang minuman, hingga penyedia jasa parkir juga ikut terdampak.

“Kalau pengunjung turun, otomatis perputaran uang di kawasan wisata juga ikut menurun. Ini efek berantai bagi ekonomi lokal,” ucap Cahya.

PAD Sektor Pariwisata Kota Mataram

Bagi pemerintah kota, kondisi ini juga berpotensi menekan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sebagian besar dari sektor pariwisata. Jika kualitas destinasi menurun dalam waktu lama, kunjungan wisatawan bisa terdistraksi ke daerah lain dan memengaruhi kontribusi ekonomi daerah.

Cahya menegaskan pihaknya tidak tinggal diam. Gotong royong massal akan kembali dilakukan untuk memperbaiki kondisi pantai. Namun ia mengakui, pengelola Loang Baloq tidak bisa bekerja sendirian mengatasi volume sampah sebesar itu.

“Kita perlu kolaborasi dengan DLH dan semua pihak. Jika sampah tidak cepat diatasi, dampaknya bukan hanya visual, tapi juga ekonomi,” tegasnya.

Meskipun pembersihan sudah mulai dilakukan, tantangan terbesar adalah sifat sampah yang terus datang setiap hari. Hal ini membuat upaya pemulihan kawasan wisata berjalan lambat, sementara tekanan terhadap pelaku usaha semakin berat.

“Kami minta Pokdarwis untuk menjaga kebersihan setiap hari. Ini penting agar ekonomi di sekitar kawasan tidak makin terpuruk,” ujarnya.

Pemkot Mataram berharap, intervensi intensif ini dapat memulihkan kondisi pantai dengan cepat sehingga aktivitas ekonomi masyarakat kembali normal, terutama menjelang periode liburan akhir tahun yang menjadi momen puncak kunjungan wisatawan. (*)

Berita Terkait

Back to top button