Mataram (NTBSatu) – Beredar di media sosial, video seorang ayah gendong putrinya saat wisuda Universitas Muhammadiyah atau UM Bima. Video tersebut pun memantik simpati dari para warganet, terutama soal cinta kasih seorang ayah kepada anaknya.
Anak itu bernama Yeni Angriani, perempuan asal Desa Rupe, Langgudu, Kabupaten Bima. Yeni merupakan mahasiswi Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Agama Islam UM Bima.
Kepala Prodi atau Kaprodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Muslim membenarkan peristiwa itu. Ia pun menyaksikan secara langsung Yeni digendong ayahnya saat prosesi wisuda beberapa waktu lalu.
Kepada Muslim, Yeni menceritakan, awalanya ia tidak dapat mengikuti prosesi wisuda lantaran harus pemulihan setelah mengalami kecelakaan. Namun, saat momentum wisuda tiba, Yeni datang. Muslim sontak kaget.
“Yeni akhirnya datang bersama orang tuanya dan digendong. Kami sangat mengapresiasi hal itu,” ungkap Muslim kepada NTBSatu, Minggu, 1 September 2024.
Pada awalnya, Muslim memperkenankan Yeni tidak mengikuti wisuda. Sebab, Muslim mengerti bahwa mesti memulihkan diri terlebih dahulu.
Hanya saja, karena wisuda adalah momentum sekali seumur hidup, Yeni akhirnya mantap ingin mengikuti wisuda meski sang ayah menggendongnya.
Muslim pun memfasilitasi Yeni dengan fasilitas khusus, lantaran tidak dapat duduk seperti biasa. Beberapa saat setelah momentum tersebut, video yang menampakkan seorang ayah gendong putrinya pun viral.
“Kira-kira, begitulah cerita awalnya mengenai Yeni,” terang Muslim.
Prestasi Yeni
Muslim juga menyampaikan, Yeni merupakan mahasiswi yang pandai menganalisis dan bekerja dalam tim. Serta, dapat beradaptasi dengan baik bersama teman-temannya.
Di samping itu, Yeni berhasil meraih IPK yang cukup bagus dan memuaskan. Hanya saja, Muslim tidak mengingat berapa besaran IPK dari Yeni.
Muslim berharap, ke depan seluruh mahasiswa-mahasiswi UM Bima banyak memperoleh prestasi. Sebab, kampusnya terus membenahi diri dengan menaikkan kapasitas kampus. Saat ini, UM Bima mendorong mahasiswa-mahasiswinya untuk mempublikasikan karya ilmiah di jurnal nasional dan internasional.
“Harus meningkatkan kompetensi individu,” tandas Muslim. (*)