Lima Program TP PKK Sumbawa, Selaras dengan Rencana Pembangunan 2025-2029
Mataram (NTBSatu) – Selain Pemkab Sumbawa, kaum perempuan yang tergabung dalam Tim Penggerak (TP) PKK juga bergerak untuk mensukseskan pembangunan daerah lima tahun ke depan. Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa, disokong melalui lima pilar program.
Sesuai catatan NTBSatu, PKK akan memprioritaskan lima program utama, di antaranya:
1. Penyusunan program kerja berkelanjutan,
2. Penyediaan makanan bergizi bagi balita, ibu hamil, dan lansia,
3. Peningkatan kapasitas kader,
4. Penguatan kemitraan strategis,
5. Pemanfaatan teknologi digital untuk memperluas jangkauan program.
Menurut Ketua TP PKK Kabupaten Sumbawa Hj. Ida Fitria Syarafuddin Jarot, SE, lima pilar program ini tidak hanya sejalan dengan program Pemda, tapi juga pemerintah pusat.
Ia menyebutkan, gerakan PKK sejalan dengan RPJMN 2025–2029 dan Asta Cita pembangunan nasional, terutama dalam memperkuat ideologi Pancasila, membangun kemandirian bangsa, serta meningkatkan kualitas hidup keluarga.
Pada sejumlah kesempatan, Ida Fitria Syarafuddin Jarot menyampaikan visi dan arahan Ketua Umum TP PKK Pusat, Ny. Tri Tito Karnavian.
Ketua Umum menekankan, PKK memiliki kontribusi besar dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat melalui 10 Program Pokok PKK.
Kedudukan perempuan dalam arah pembangunan Sumbawa sesuai RPJMD 2025-2029, diakui besarnya kontribusi perempuan dalam pembangunan daerah maupun keluarga.
Dalam hal sikap dan perilaku, kasih sayang seorang ibu tidak pernah putus dan tidak pernah meminta imbalan. Pemkab Sumbawa memberi ruang lebih luas bagi perempuan untuk kunci mencetak generasi emas 2045.
Pemkab Sumbawa juga mendorong penguatan UMKM. Terutama penggeraknya adalahperempuan. Sebab visi Bupati Jarot dan Wakil Bupati Ansori percaya, di balik suami yang kuat dan sukses, ada ibu yang hebat.
PKK Memiliki Peran Vital
Sementara Bupati Jarot pernah menegaskan, PKK memiliki peran vital sebagai mitra strategis pemerintah daerah.
Ia mencontohkan, banyak kebijakan pemerintah yang berhenti di ruang rapat tanpa benar-benar menyentuh masyarakat. Di sinilah PKK hadir sebagai penghubung yang mampu menjembatani program pemerintah hingga ke dapur keluarga.
“Ada empat isu penting yang saya titipkan kepada PKK, yaitu penguatan ketahanan keluarga di tengah krisis ekonomi melalui gerakan menanam di pekarangan, perlindungan anak dan perempuan dari ancaman kekerasan, pengelolaan sampah rumah tangga, serta sinergi dengan desa dan OPD agar kebutuhan perempuan, anak, dan keluarga masuk dalam kebijakan pembangunan,” tegasnya.
Ia menegaskan lagi, untuk mengukur keberhasilan PKK bukan dari banyaknya acara seremonial.
“Melainkan dari seberapa banyak keluarga yang terbantu, anak yang kembali bersekolah, hingga UMKM perempuan yang kembali bangkit,” pungkasnya. (*)



