Jannah Theme License is not validated, Go to the theme options page to validate the license, You need a single license for each domain name.
Diskominfotik SumbawaSumbawa

Kualitas Layanan Infrastruktur Kabupaten Sumbawa Diproyeksikan Melesat hingga 2029

Sumbawa Besar (NTBSatu) – Kualitas layanan infrastruktur di Kabupaten Sumbawa menunjukkan tren positif dalam lima tahun terakhir, yaitu 2020 hingga 2024.

Berdasarkan data RPJMD Kabupaten Sumbawa 2025-2029 menyebutkan, laju peningkatan rata-rata Indeks Kualitas Layanan Infrastruktur (IKLI) pada periode 2020–2024 tercatat meningkat secara konsisten dari tahun ke tahun. Per tahun rata-ratanya mencapai 1,96 persen, dengan nilai IKLI rata-rata berada pada angka 86,71 poin setiap tahunnya.

Kenaikan ini mencerminkan perbaikan layanan infrastruktur di berbagai sektor. Mulai dari jalan, fasilitas umum, jaringan air bersih, hingga sistem pendukung layanan publik lainnya.

Pemerintah daerah disebut terus menggenjot pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, guna meningkatkan kenyamanan dan produktivitas masyarakat.

Tidak berhenti pada capaian saat ini, proyeksi pada periode 2025–2029 juga menunjukkan tren pertumbuhan yang stabil. IKLI diperkirakan tetap meningkat dengan laju rata-rata 1,63 persen per tahun.

“Pada tahun 2025, nilai IKLI diproyeksikan mencapai 89,78 poin, dan terus melonjak hingga 97,77 poin pada 2029,” demikian bunyi RPJMD tersebut.

Proyeksi tersebut mengindikasikan, program pembangunan infrastruktur yang pemerintah jalankan memiliki arah yang jelas dan progresif.

Jika tren ini bertahan, layanan infrastruktur di Kabupaten Sumbawa diperkirakan akan semakin berkualitas, mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pengukuran Indeks Kualitas Layanan Infrastruktur (IKLI) merupakan sarana evaluasi dalam menilai seberapa baik pembangunan infrastruktur yang sudah berjalan.

Kualitas layanan infrastruktur ditinjau dalam enam dimensi, yaitu ketersediaan fisik (availability), kualitas fisik (quality), kesesuaian (appropriateness), pemanfaatan (utility), kontribusi terhadap perekonomian, dan penyerapan tenaga kerja. (*)

Muhammad Yamin

Jurnalis NTBSatu

Berita Terkait

Back to top button