Kota Mataram

BPBD Paparkan Risiko Banjir di Enam Kecamatan Kota Mataram

Mataram (NTBSatu) – Tingkat kerawanan banjir di Kota Mataram menunjukkan variasi yang signifikan di enam kecamatan. BPBD Kota Mataram melakukan pemetaan kawasan rawan banjir sebagai langkah menghadapi musim hujan.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram, Ahmad Muzaki menjelaskan urgensi pemetaan tersebut. “Kami ingin masyarakat tahu risiko banjir di Mataram nyata dan berbeda di setiap kecamatan, sehingga kewaspadaan harus ditingkatkan,” ujarnya, Senin, 24 November 2025.

Ia menjelaskan, Kota Mataram yang berada di hilir empat sungai besar sistem DAS Dodokan memiliki kontur datar, landai dengan ketinggian 0–75 meter dpl. Sehingga sangat rentan banjir, terlebih ketika kapasitas drainase belum optimal dan ruang resapan semakin terbatas.

Adapun titik-titik seperti Sungai Midang, Jangkok, Ancar, Ning, Brenyok, dan Unus masih menjadi lokasi langganan banjir.

Berdasarkan data BPBD tahun 2024, terdapat 569,67 hektare kawasan berkerawanan rendah, 88,7 hektare kerawanan sedang. Serta, 147,58 hektare kerawanan tinggi yang tersebar di enam kecamatan Kota Mataram.

Kecamatan Sekarbela menjadi wilayah dengan risiko banjir tertinggi, mencatat 73,71 hektare kawasan berkerawanan tinggi. Serta, 31,71 hektare kerawanan sedang akibat kepadatan permukiman dan keterbatasan kapasitas drainase.

Kecamatan Ampenan menyusul dengan 50,97 hektare kawasan berkerawanan tinggi, kondisi drainase pesisir dan pasang air laut memperparah potensi genangan.

Sandubaya memiliki 22,90 hektare kawasan berkerawanan tinggi, terutama di Babakan dan Dasan Cermen akibat perubahan fungsi lahan serta penyempitan saluran air.

Adapun Kecamatan Cakranegara dan Selaparang dengan kawasan berkerawanan rendah masing-masing 99,80 hektare dan 99,17 hektare, tetapi tetap memiliki titik kerawanan sedang seperti Karang Taliwang, Mayura, Monjok, dan Rembiga akibat pembangunan padat dan saluran tersumbat.

Sementara itu, Kecamatan Mataram menjadi wilayah dengan risiko banjir paling rendah, memiliki 177,66 hektare kawasan kerawanan rendah dan minim titik genangan yang signifikan.

Pastikan Penanganan Efektif

Muzaki turut menjelaskan, pemetaan ini untuk memastikan penanganan yang lebih efektif. “Kami tidak hanya memetakan lokasi, tapi juga menganalisis penyebab banjir di setiap kecamatan. Adanya data ini, intervensi bisa lebih tepat,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan, kondisi hilir membuat Mataram harus selalu siap menghadapi potensi banjir. “Saat hujan intensitas tinggi terjadi di hulu, kota ini pasti menerima limpasan air. Karena itu, kami selalu mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan,” tambahnya.

Selain itu, Muzaki menekankan pentingnya peningkatan fasilitas pengendalian banjir. “Perbaikan drainase, penambahan ruang resapan, dan pengawasan bangunan di sekitar aliran sungai akan terus kami dorong. Tanpa itu, risiko banjir akan selalu meningkat,” tutupnya. (*)

Berita Terkait

Back to top button