Pemkab Sumbawa Dorong Produksi Sapi dan Unggas untuk Penuhi Pasar Nasional
Sumbawa Besar (NTBSatu) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa, meningkatkan kapasitas produksi sapi dan unggas untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi daerah untuk memperkuat ketahanan pangan, sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Sumbawa, Saifuddin menekankan, program Unggas Maju dan Mandiri serta pengembangan populasi sapi menjadi prioritas strategis.
“Program unggas kami fokuskan pada peningkatan kualitas dan jumlah ternak. Agar masyarakat dapat menikmati produk hewani yang cukup,” kata Saifuddin kepada NTBSatu, Kamis, 20 November 2025.
DPKH Sumbawa menargetkan, pengembangan peternakan unggas secara berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi lokal. Saat ini, Sumbawa menjadi penyumbang sapi terbesar di NTB, dengan setiap tahun menyalurkan 20–25 ribu ekor sapi hidup ke daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Saifuddin menyebut, Pemkab Sumbawa sedang menyiapkan operasional Rumah Potong Hewan (RPH) kategori 2 di Bangkong, sehingga sapi dapat dipotong dan dijual dalam bentuk daging beku.
“Ke depan, DPKH menargetkan distribusi sapi tidak hanya dalam bentuk hidup, tetapi juga dalam bentuk produk olahan siap konsumsi,” tambahnya.
Selain memenuhi permintaan domestik, Sumbawa berpeluang menjadi pemasok daging sapi premium. Saifuddin mengungkapkan adanya peluang kerja sama dengan investor Jepang melalui JICA, yang tertarik mengembangkan sektor pangan di wilayah Sumbawa.
“Langkah strategis ini diharapkan mendorong ekonomi masyarakat, memperkuat ketahanan pangan, dan meningkatkan daya saing produk ternak Sumbawa di pasar nasional,” ujarnya.
DPKH Sumbawa juga fokus pada pengendalian penyakit ternak, agar pasokan hewan tetap sehat dan aman. Saifuddin menjelaskan, mekanisme kuota pengiriman sapi berdasarkan kapasitas pemotongan, untuk menjaga populasi ternak tetap terkendali.
“Kuota ini memastikan peternak tetap mendapatkan keuntungan tanpa mengurangi populasi ternak secara drastis,” tambahnya. (*)



