Agroforestri Kemiri di Sumbawa Dorong Ekonomi Desa dan Lindungi Lingkungan
Sumbawa Besar (NTBSatu) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa bersama Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) menjalankan program Agroforestri Kemiri.
Program ini untuk memperkuat ekonomi desa sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Program ini menanam kemiri sebagai komoditas unggulan sekaligus solusi ekologis bagi masyarakat Sumbawa.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Pengembangan UTS, Muhammad Iqbal, S.Sos., M.M.Inov. menjelaskan, program ini menekankan penanaman kemiri yang memberi manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan.
“Kami menanam kemiri bukan sekadar komoditas, tetapi sebagai solusi lingkungan sekaligus pemberdayaan masyarakat,” ujar Iqbal kepada NTBSatu melalui telepon WhatsApp, Sabtu, 8 November 2025.
Lima Dimensi Manfaat Kemiri bagi Masyarakat
Iqbal memaparkan lima dimensi manfaat kemiri hasil riset UTS yakni:
– Ekonomi: Kemiri super dihargai Rp50.000/kg di tingkat lokal dan bisa meningkat tiga kali lipat jika diolah untuk ekspor, membuka peluang peningkatan ekonomi desa.
– Ekologi: Pohon kemiri menahan erosi, menjaga sumber air, menyerap karbon, dan menjaga kelestarian hutan.
– Etnologi: Panen kemiri mendukung kehidupan sehari-hari masyarakat dan melestarikan kearifan lokal.
– Energi: Limbah kemiri diolah menjadi briket arang berkualitas yang bisa menggantikan LPG rumah tangga desa.
– Teknologi: UTS memperkenalkan mesin pemisah kulit dan isi kemiri, sekaligus menghasilkan minyak kemiri, briket, dan karbon aktif.
“Produk turunan kemiri ini bernilai tinggi dan membuka lapangan kerja baru di desa,” jelas Iqbal.
Pemkab Sumbawa dan UTS merencanakan penanaman kemiri di lahan sekitar 20 hektar di Ropang dan Lantung, yang menjadi area utama program. Penanaman simbolis pada 2 hektar pertama untuk menandai mulai program.
“Awalnya kita jadwalkan 20 November, tetapi Bupati meminta untuk menggesernya ke 26 November. Karena musim hujan sudah masuk, fokus utama kami menanam serentak di lahan kritis. Lokasi ini akan menjadi model untuk memulihkan lahan lain di Sumbawa,” jelas Iqbal.
Program ini juga melibatkan mahasiswa KKN Tematik UTS selama tiga bulan di tiga kecamatan Ropang. Mahasiswa mendampingi masyarakat menanam kemiri dan tanaman sela seperti jahe dan vanili.
Sementara itu, PT Sumbawa Juta Raya (SJR) mendukung penanaman kemiri melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Iqbal menekankan, program ini agar CSR memberi dampak berkelanjutan bagi masyarakat.
Tujuan Jangka Panjang
Iqbal menegaskan tujuan jangka panjang program ini yakni: menjaga ekologi, memberdayakan masyarakat, dan memberikan manfaat nyata bagi kehidupan sosial.
“Kami ingin kolaborasi ini memberi dampak nyata dan berjangka panjang bagi masyarakat, meningkatkan ekonomi, menjaga lingkungan, dan meningkatkan kualitas hidup,” pungkas Iqbal. (*)



