Lombok Timur

Peternak Lotim Siap-siap, Ternak akan Disensus untuk Program MBG

Lombok Timur (NTBSatu) – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lombok Timur (Lotim), meluncurkan program inovatif berbasis pendataan akurat.

Program tersebut berfokus melakukan sensus ternak secara menyeluruh hingga tingkat desa dan dusun. Tujuannya, sebagai dasar perencanaan program ketahanan pangan dan mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lotim, Hultatang menjelaskan, pihaknya tengah menggencarkan pelaksanaan program Satu Data Terpadu (Sadar).

Program tersebut bertujuan menciptakan basis data ternak yang valid dan mudah terverifikasi. “Kami ingin setiap desa dan dusun memiliki data ternak yang benar, lengkap, dan mutakhir,” ujar Hultatang, Senin, 6 Oktober 2025.

Ia menegaskan, sensus ini mencakup seluruh jenis ternak, baik sapi maupun unggas.

Data tersebut menjadi acuan penting dalam menghitung kapasitas produksi, serta merancang kebijakan pengembangan peternakan di Lombok Timur. Menurut Hultatang, kondisi data peternakan saat ini sudah relatif baik, tetapi tetap perlu diperbarui minimal setiap bulan.

Perputaran distribusi sapi yang cepat dan tingginya aktivitas jual-beli hewan membuat data berubah dinamis.

Selain Sadar, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lombok Timur juga meluncurkan program Peternak Pintar Petugas Berhasil (Pensil).

Program ini menitikberatkan pada edukasi peternak agar mampu memahami kondisi hewan peliharaan mereka, seperti mendeteksi masa birahi, mengenali sapi bunting, serta menerapkan teknik penggemukan dan strategi pemasaran yang efisien.

Perluas Layanan Posyandu Hewan

Untuk menunjang kesehatan hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lombok Timur memperluas layanan Posyandu Hewan. Fasilitas ini menyediakan berbagai layanan, termasuk Inseminasi Buatan (IB), penyuntikan, hingga pemeriksaan kesehatan rutin.

IKLAN

“Melalui Posyandu Hewan, kami ingin mendekatkan layanan kesehatan langsung ke peternak,” jelasnya.

Di sisi pemasaran, pihaknya memperkenalkan program Mantep (Marketing Ternak dan Produk). Program ini akan membantu peternak memahami fluktuasi harga pasar dan memperluas akses distribusi hasil ternak.

Selain itu, dinas peternakan dan kesehatan hewan terus menggalakkan Gerakan Tetap Bebas Rabies (Gentar) sebagai langkah pencegahan penyakit hewan menular.

Hultatang juga memaparkan, populasi sapi di Lombok Timur pada akhir tahun perkiraannya mencapai 140.000 ekor. Ia menilai, pendataan tidak bisa per triwulan karena siklus kelahiran dan pemotongan ternak terjadi sangat cepat.

Ia pun mengimbau peternak, agar segera memotong sapi yang sudah mencapai berat ideal sekitar 300 kilogram guna menjaga efisiensi biaya pemeliharaan.

“Jika sapi sudah mencapai berat ideal, sebaiknya langsung dijual atau dipotong agar perputaran ekonomi lebih cepat,” ujarnya.

Ia menambahkan, berdasarkan hasil koordinasi dengan pemerintah provinsi, sapi yang telah mencapai berat ideal sebaiknya tidak lagi dikenai kuota pemotongan untuk mempercepat arus ekonomi daerah.

Sementara itu, dari sektor unggas, Lombok Timur kini berada dalam kondisi surplus produksi. Hal ini ditopang oleh dua perusahaan besar yang aktif membibitkan ayam serta bermitra dengan peternak lokal.

Produksi unggas di daerah ini bahkan mendekati jutaan ekor, memperkuat posisi Lombok Timur sebagai salah satu sentra peternakan unggas di Nusa Tenggara Barat. (*)

Berita Terkait

Back to top button