Lombok Timur

Viral Kades Bonder Mandi Lumpur di Jalan Rusak karena Mumet

Lombok Timur (NTBSatu) – Aksi Kepala Desa (Kades) Bonder, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, Rabe Selamet Riadi, yang terekam mandi lumpur di tengah jalan rusak viral di media sosial.

Video tersebut memicu perhatian publik sekaligus mendorong respons cepat Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dengan menurunkan alat berat untuk perbaikan ruas jalan Penujak–Selong Belanak.

Kepala Desa Bonder menegaskan, aksi mandi lumpur itu tidak direncanakan sebagai bentuk demonstrasi. Melainkan terjadi secara spontan karena kelelahan fisik dan tekanan pikiran setelah menghadapi berbagai persoalan di lapangan.

“Itu murni refleks sebenarnya. Saya sudah terlalu capek, lelah, satu minggu kerja menghadapi berbagai situasi dan pikiran. Walaupun yang kami lakukan itu hal baik, tetap saja banyak orang tidak setuju dengan cara saya,” ujar Riadi, Kamis, 25 Desember 2025.

IKLAN

Ia menjelaskan, kondisi jalan rusak di wilayahnya sudah berlangsung sekitar empat tahun.

Jalan tersebut merupakan jalur strategis pariwisata yang menghubungkan berbagai kawasan penting seperti Selong Belanak, Mekarsari, Tambah, Mangkung, hingga Tanak Awu.

“Desa Bonder ini jalan pariwisata, penghubung jantung kota ke wilayah wisata bagian barat. Kendaraan yang lewat sangat banyak, mulai dari motor sampai alat berat. Itu memicu kerusakan dan kecelakaan,” jelasnya.

Berdasarkan pengecekan langsung di lapangan, Rabe menyebut jumlah lubang di ruas jalan tersebut mencapai ratusan titik.

“Saya cek kemarin itu ada sekitar 772 lubang, kecil-kecil memang, tapi berbahaya. Orang yang tidak kenal medan bisa jatuh,” katanya.

Melihat kondisi tersebut, pemerintah desa bersama Karang Taruna Kecamatan dan Karang Taruna Desa Bonder memilih melakukan aksi perbaikan secara swadaya.

Awalnya, para pemuda ingin melakukan aksi protes, namun diarahkan agar bergerak lebih konstruktif.

“Mereka awalnya mau aksi, tapi saya minta jangan. Lebih baik kita perbaiki saja, itu lebih elegan dan menunjukkan bahwa kita cinta wilayah dan negara kita,” ujarnya.

Bukan Bentuk Protes

Rabe mengungkapkan, aksi mandi lumpur yang kemudian viral ditafsirkan warganet sebagai bentuk protes terhadap pemerintah daerah. Namun ia menegaskan tidak pernah menyatakan hal tersebut secara langsung.

“Saya tidak pernah bilang itu bentuk protes. Netizen yang menilai begitu. Saya hanya refleks. Tapi memang jalan ini jalan kabupaten yang sedang diusulkan menjadi jalan provinsi,” katanya.

Ia juga menyampaikan, persoalan infrastruktur tidak berdiri sendiri, melainkan berkaitan dengan kondisi sosial masyarakat.

“Kalau kita lihat infrastruktur, lalu melihat pengangguran, kemiskinan, pendidikan, itu semua bikin pikiran mumet. Saya melihat dari sisi yang berbeda, akhirnya refleks mandi lumpur,” ungkapnya.

Terkait kondisi terkini, Rabe menyebut perbaikan swadaya sudah hampir rampung.

“Perbaikan dari swadaya bersama Karang Taruna dan pemuda sudah sekitar 85 persen hampir selesai,” jelasnya.

Ia menambahkan, alat berat yang pemerintah kabupaten turunkan sejatinya untuk pembuatan drainase, bukan sepenuhnya untuk tambal jalan. Namun kehadiran alat tersebut tetap masyarakat syukuri.

“Alat itu datang setelah viral. Awalnya saya tidak menyangka sampai datang alat. Tapi Alhamdulillah, saya tunjukkan bagian yang perlu mendapat perbaikan,” katanya.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah langsung merespons viralnya aksi mandi lumpur tersebut dengan menerjunkan alat berat ke lokasi.

Ruas jalan Penujak–Selong Belanak sendiri merupakan jalur vital yang menghubungkan sentra kerajinan gerabah Desa Penujak dengan destinasi wisata unggulan Selong Belanak.

Kerusakan jalan selama ini dikeluhkan warga karena menghambat aktivitas ekonomi dan membahayakan pengguna jalan.

Kepala Desa Bonder berharap pemerintah daerah tetap memberi perhatian jangka panjang terhadap kondisi infrastruktur di wilayahnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button