Daerah NTB

Soroti Maraknya Kasus Pembunuhan di NTB, Gubernur Iqbal: Perlunya Kesehatan Holistik

Mataram (NTBSatu) – Dalam sepekan terakhir, terjadi beberapa kasus pembunuhan secara sadis di NTB. Korbannya bervariatif. Ada masyarakat sipil, mahasiswa, bahkan aparat kepolisian.

Yang sedang hangat jadi pembicaraan saat ini adalah dugaan pembunuhan dan pengecoran perempuan di Lombok Barat. Kemudian, kasus kematian anggota Polri di Sekotong. Serta, dugaan kasus penganiayaan berujung kematian di Pantai Nipah, Lombok Utara.

Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, turut prihatin atas banyaknya kasus pembunuhan tersebut. Karena itu, ia mengingatkan pentingnya kesehatan holistik, yaitu pendekatan komprehensif untuk kesejahteraan yang menyelaraskan tubuh, pikiran, emosi, dan lingkungan. Termasuk aspek sosial dan spiritual.

“Artinya, tidak hanya yang sifatnya medical tetapi juga kejiwaan,” kata Iqbal, Kamis, 28 Agustus 2025.

Selama ini, lanjut Iqbal, orang-orang hanya fokus pada mengobati penyakit yang sifatnya medical. Penyakit-penyakit yang sifatnya menular maupun tidak menular. “Tetapi kan kita ada isu kejiwaan juga menjadi penting. Soal kesehatan holistik,” bebernya.

IKLAN

Tanggapan Direktur RSJ

Sementara itu, Direktur RSJ Mutiara Sukma, dr. Wiwin Nurhasida menilai kondisi ini bisa menjadi pemicu atau trigger bagi masyarakat, termasuk memunculkan kecenderungan meniru jika tidak segera ditangani dengan tepat.

Menurutnya, tingginya kasus dugaan pembunuhan akhir-akhir ini berkaitan dengan kondisi psikis pelaku dan korban. Untuk memastikan kejadian serupa tidak terjadi lagi, pihaknya akan memperkuat langkah edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga kesehatan jiwa.

“Berita-berita terakhir ini sangat memprihatinkan. Bisa jadi menjadi metode untuk meniru. Karena itu kami akan segera bergerak, walaupun sebelumnya sudah ada langkah, tapi akan semakin intens mengedukasi masyarakat,” ujarnya, Kamis, 28 Agustus 2025.

Edukasi yang dimaksud, lanjutnya, lebih difokuskan pada aspek pengendalian diri dan soft skill.  Seperti cara mengelola emosi, mengatasi kecemasan, hingga mengendalikan amarah dalam kondisi tertekan. Ia menilai hal ini sangat penting agar masyarakat lebih siap menghadapi tekanan hidup tanpa berujung pada keputusan ekstrem.

“Kesehatan mental itu perlu. Bagaimana mengendalikan emosi, kecemasan, dan kondisi jiwa lainnya, itu yang akan kami sampaikan kepada masyarakat,” katanya. (*)

IKLAN

Muhammad Yamin

Jurnalis NTBSatu

Berita Terkait

Back to top button