Mataram (NTBSatu) – Suasana Kota Mataram semakin semarak dengan berlangsungnya pawai Ogoh-ogoh pada Jumat, 28 Maret 2025.
Sebanyak 114 Ogoh-ogoh yang diarak mengelilingi kota menarik perhatian ribuan warga, termasuk turis mancanegara.
Terlebih, pelaksanaan pawai tahun ini yang berlangsung di tengah bulan Ramadan, juga menambah warna tersendiri. Masyarakat lintas agama pun turut meramaikan, sebagai bentuk toleransi dan penghormatan terhadap keberagaman budaya di Kota Mataram.
Pawai dimulai pukul 13.00 Wita dengan rute dari perempatan Jalan Pejanggik menuju kantor Lurah Cakranegara Barat. Kemudian, berakhir di perempatan Cakranegara-Taman Mayura.
Berdasarkan pantauan NTBSatu, terlihat ribuan warga sudah memadati sepanjang jalur arak-arakan sejak pukul 10.00 Wita.
Wisatawan asal Australia, David yang tengah berlibur di Lombok mengungkapkan kesan pertamanya menyaksikan pawai Ogoh-ogoh.
“Menurut saya, ini seperti Halloween versi Indonesia. Banyak sosok menakutkan, tapi tetap memiliki makna budaya yang mendalam. Saya sangat kagum dengan detail ogoh-ogoh, dari bentuknya yang beragam hingga warna dan ornamen yang sangat artistik. Ini pengalaman yang tidak akan saya lupakan,” ujarnya.
Selain David, seorang warga muslim asal Sumbawa yang tinggal di Mataram, Taufik mengaku tidak pernah absen menyaksikan setiap tahunnya.
“Saya selalu menunggu momen ini karena suka melihat beragam bentuk ogoh-ogoh yang unik dan kreatif. Semua orang berbaur tanpa melihat perbedaan agama. Bagi saya, ini bukan hanya sekadar hiburan, tapi juga bagian dari kekayaan budaya yang harus kita jaga,” ungkapnya.
Sementara itu Wali Kota Mataram, Mohan Roliskana menegaskan, bahwa keberagaman dalam perayaan pawai Ogoh-ogoh menjadi bukti nyata toleransi di Kota Mataram.
“Mataram adalah miniatur Indonesia. Di sini, semua suku dan agama hidup berdampingan dengan damai. Pawai Ogoh-ogoh ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga simbol kebersamaan. Kami ingin menunjukkan bahwa Mataram adalah kota yang ramah bagi semua orang,” pungkasnya. (*)