Kota Mataram

UMKM dan PKL Kebanjiran Rezeki saat Pawai Ogoh-ogoh Meski Bulan Ramadan

Mataram (NTBSatu) – Pawai Ogoh-ogoh dalam rangka menyambut hari raya Nyepi tahun baru Saka 1947 sukses digelar di Kota Mataram, Jumat, 28 Maret 2025.

Ajang tahunan ini tidak hanya menjadi bagian dari tradisi umat Hindu, tetapi juga membawa berkah bagi para pelaku UMKM dan Pedagang Kaki Lima (PKL). Sebab, aktivitas jual-beli tetap ramai meskipun bertepatan dengan bulan Ramadan.

Pedagang makanan dan minuman mengaku, tidak mengalami penurunan penjualan. Bahkan beberapa di antaranya meraup omzet lebih besar dari hari biasa.

Dapat Ratusan Ribu

Seorang pedagang telur lilit dan sempol asal Ampenan, Fatur mengungkapkan, berhasil mengantongi omzet sekitar Rp700 ribu selama acara. Harga jual makanannya cukup terjangkau Rp1.000 per tusuk.

“Alhamdulillah, meskipun lagi bulan puasa, dagangan saya tetap laris. Sepertinya karena banyak masyarakat Hindu dan non muslim yang tidak berpuasa. Jadi penjualan tetap stabil. Anak-anak juga banyak yang beli,” ujarnya.

IKLAN

Ia menambahkan, pada hari biasa, pendapatan berkisar antara Rp500 ribu hingga Rp700 ribu. Meski tidak mengalami peningkatan signifikan, ia tetap bersyukur. Terutama di tengah kenaikan harga bahan baku seperti minyak, tepung, dan bahan pembuat sempol lainnya. 

Kopi Keliling Laku Keras 

Tidak hanya makanan ringan, bisnis kopi keliling yang sedang tren di Kota Mataram juga ikut menikmati keuntungan.

Salah satu mitra kopi keliling dengan merek Sekian Kopi, Tommy mengaku mengalami peningkatan penjualannya.

“Dari tadi jam 10 pagi saya sudah stand by di sini. Sampai sore ini, hampir semua kopi yang saya bawa sudah habis terjual,” katanya. 

Ia berhasil menjual sekitar 200 cup kopi dengan harga bervariasi antara Rp8.000 hingga Rp11.000 per cup.

IKLAN

Dari hasil penjualan hari ini, ia meraup omzet sekitar Rp1 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pendapatannya di hari biasa yang berkisar Rp700 ribu. 

Pawai Ogoh-ogoh Dorong Perekonomian Lokal 

Asisten I Setda Kota Mataram, Lalu Martawang menegaskan, selain menjadi bagian dari tradisi budaya, pawai Ogoh-ogoh juga berkontribusi dalam meningkatkan perputaran ekonomi masyarakat. 

“Acara ini bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga membawa dampak ekonomi yang positif. Banyak UMKM dan PKL yang ikut berjualan di sepanjang rute pawai, sehingga daya beli masyarakat pun meningkat,” ujarnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button