
Mataram (NTBSatu) – Banjir kembali menerjang Kabupaten Bima. Kali ini di Desa Nggembe, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, pada Selasa, 4 Februari 2025 sekitar pukul 16.30 Wita.
Kondisi ini menghambat proses pencarian korban hilang yang terseret arus pada Minggu, 2 Februari 2025 kemarin.
Berdasarkan laporan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, tidak ada korban jiwa yang tercatat akibat banjir tersebut.
Namun, sebanyak 204 Kepala Keluarga (KK) terdampak dan 177 unit rumah terendam. Juga, lahan pertanian dan tambak warga juga ikut terendam.
“Kondisi sekarang, air sudah mulai surut. Warga mulai membersihkan pemukimannya,” kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTB, Ahmadi, Selasa, 4 Februari 2025.
Sementara itu, korban banjir sebelumnya masih ada yang belum ditemukan. Dari total delapan orang hilang, lima korban masih dalam pencarian.
“Dari total delapan korban terseret arus, baru tiga orang ditemukan. Sisanya, masih dalam proses pencarian,” tambahnya.
Ketiga korban hilang tersebut ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Mereka berasal dari Desa Wora, Nunggi, dan Desa Nanga Wera.
Ahmadi menyampaikan, banjir bandang di Kecamatan Wera dan Ambalawi, Kabupaten Bima, juga menyebabkan 12 rumah rusak.
Tujuh rumah panggung hanyut, serta lima rumah lainnya mengalami kerusakan ringan. Kemudian, tiga jembatan putus menghambat akses menuju lokasi terdampak.
“Lahan pertanian seluas 33 hektar juga terdampak. Sementara kerusakan pada fasilitasi pendidikan, kesehatan, peribadatan masih proses pendataan,” jelas Ahmadi.
Pemprov Salurkan Bantuan
Sementara itu, Penjabat (Pj.) Gubernur NTB, Hassanudin menekankan, pencarian korban hilang serta pemenuhan kebutuhan dasar warga yang mengungsi harus menjadi prioritas utama.
“Kita akan berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait di kabupaten dan kota agar pemenuhan kebutuhan warga dapat segera terpenuhi,” tambahnya.
Terhadap insiden ini, Pemprov NTB bersama instansi terkait terus menyalurkan bantuan. Terutama, makanan siap saji dan kebutuhan logistik lainnya seperti selimut, tenda, dan sebagainya.
“Saat ini, warga sangat membutuhkan makanan siap saji, air mineral, beras, terpal untuk tempat berteduh. Serta, bantuan untuk perbaikan rumah yang rusak,” ujar Hassanudin.
Tak hanya itu, Pemprov NTB juga menyiapkan Biaya Tidak Terduga (BTT) untuk kebutuhan logistik. Namun untuk berapa besarnya menunggu data lengkap perhitungan kerugian warga terdampak.
“Saya sampaikan tadi saat rapat, BTT ini sangat kita perlukan, karena itu harus segera kita atur,” ujar Hassanudin.
Untuk sementara, Pemprov juga menyiapkan anggaran untuk santunan korban terdampak. Terutama bagi keluarga korban hilang dan meninggal dunia.
“Jadi kita siapkan anggaran yang memungkinkan dulu, yaitu santunan. Nilai Rp1- Rp5 juta,” tuturnya. (*)