Target SK dari Kemenpora Maret 2025
Sempat menjadi pembahasan beberapa waktu lalu, terkait belum keluarnya Surat Keputusan (SK) Kemenpora tentang Penetapan NTB dan NTT sebagai tuan rumah PON 2028.
Benar saja, hingga hari ini, SK tersebut belum keluar. Sehingga, penetapan NTB dan NTT sebagai tuan rumah PON 2028 belum final.
Salah satu alasan SK tersebut belum keluar adalah karena NTB dan NTT belum menyerahkan Master Plan pelaksanaan PON 2028 tersebut.
Mori membantah, master plan tersebut sudah ada. Bahkan sudah ia serahkan beberapa waktu lalu, namun dikembalikan untuk direvisi.
“Sekarang sudah final (master plan-nya, red). Dalam waktu dekat kita akan serahkan lagi. Master plan tersebut memuat kesiapan venue, masalah anggaran, transportasi. Hingga jumlah pertandingan cabor di NTB,” jelas Mori.
Mori menargetkan, SK Kemenpora tersebut akan keluar Maret 2025 mendatang. Keyakinan itu berangkat dari persiapan NTB yang sudah on the track.
“Kita masih punya waktu kurang lebih tiga tahun untuk mematangkan persiapan. Bayangkan, SK Kemenpora untuk PON Aceh-Sumut saja kemarin keluarnya satu tahun sebelum gelaran event,” ungkap Mori.
NTB Kebagian 24 Cabor
Apabila NTB dan NTT resmi menjadi tuan rumah PON 2028, terdapat 45 cabor. Sebanyak 24 cabor dipertandingkan di NTB dan sisanya di NTT.
Mori menjelaskan, penetapan cabor ersebut sudah berdasarkan kesepakatan Tim 9 dari KONI Pusat. Jumlah cabor tersebut berkurang daripada PON Aceh – Sumut mencapai 65 cabor.
“Itu sudah saran daru pemerintah pusat bahwa jangan terlalu banyak cabor di PON. Sebab, venue-nya mahal. Puluhan miliar bahkan ratusan miliar,” sebut Mori.
Adapun 24 cabor tersebut di antaranya, Panahan (Cabor Olympic), Basket (Cabor Olympic), Dayung (Cabor Olympic), Balap Sepeda (Cabor Olympic), Anggar (Cabor Olympic), Futsal (Cabor Olympic), Golf (Cabor Olympic), dan Senam (Cabor Olympic).
Kemudian, Hoki Lapangan (Cabor Olympic), Judo (Cabor Olympic), Menembak (Cabor Olympic), Triathlon (Cabor Olympic), Bola Voli (Cabor Olympic), Panjat Tebing (Cabor Olympic), Skateboard (Cabor Olympic), dan Karate (Cabor Dbon).
Selanjutnya, Fin Swimming (Cabor Seagames), Esport (Cabor Seagames), Soft Tennis (Cabor Seagames), Ski Air (Cabor Seagames), Bermotor (Privilage Tuan Rumah), Muaythai (Privilage Tuan Rumah), Aerosport (Privilage Tuan Rumah), Biliar (Privilage Tuan Rumah), dan Sport Dance (Privilage Tuan Rumah).
Mori menjelaskan, untuk penyelenggaraan PON 2028 membutuhkan anggaran sekitar Rp4 triliun hingga Rp6 triliun.
Anggaran tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Pembagiannya, 50 persen APBN, 20 persen APBD I, dan 30 persen APBD II. Kenapa lebih banyak APBD II?, karena yang punya nanti kabupaten dan kota,” pungkas Mori. (*)