Mataram (NTBSatu) – Bawaslu NTB menyoroti kasus kematian saat kampanye akbar salah satu Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota Bima di Lapangan Serasuba, Kelurahan Paruga, Kecamatan Rasanae Barat, Kamis, 21 November 2024.
Komisioner Bawaslu NTB, Hasan Basri menyampaikan, pihak belum menerima laporan tersebut secara resmi. Namun ia menegaskan, jika kematian korban akibat dari kelalaian panitian, maka masuk pidana umum.
“Kita belum dapat laporan resminya. Tapi, seperti kita lihat apakah dia meninggal akibat kelalaian panitia, maka masuk pidana umum,” kata Hasan, Jumat, 22 November 2024.
Berdasarkan hasil pemetaan Bawaslu, Bima memang masuk salah satu daerah dengan kategori rawan. “Memang kalau masalah intimidasi daerah seberang yang tertinggi, ini termasuk yang akan kami koordinasikan,” jelasnya.
Ia mengaku, sejak awal pihaknya sudah menyampaikan kepada seluruh peserta kontestan Pilkada Serentak 2024, dalam rangka melaksanakan tahapan Pilkada, harus taat terhadap Peraturan Pemilu atau Pilkada.
“Makaknya kami dorong, agar paslon dalam melaksanakan kampanye harus ramah disabilitas dan ramah anak,” pungkas Hasan.
Kampanye Memakan Korban
Sebagai informasi, kampanye akbar salah satu Paslon Wali Kota Bima di Lapangan Serasuba, Kelurahan Paruga, Kecamatan Rasanae Barat, Kamis, 21 November 2024 memakan korban.
Satu orang dikabarkan meninggal dunia dan sejumlah orang lainnya mengalami luka-luka.
Camat Rasanae Timur, Imam Ardi Susanto membenarkan peristiwa tersebut. Korban yang meninggal dunia merupakan warga Kelurahan Oi Mbo bernama Ferdian Samsudin.
“Ia seorang pelajar usianya 17 tahun,” katanya kepada NTBSatu sore ini.
Sementara salah satu korban penusukan bernama Sulaiman.
Saat ini, sambung Imam Ardi, kondisi Kelurahan Oi Mbo kondusif dan terkendali. Tim Inavis Polres Bima Kota sedang melakukan penyelidikan atas kericuhan yang terjadi pasa pelaksanaan kampanye paslon tersebut.
“Tadi sempat ada kejadian mau blokir jalan oleh warga Oi Mbo, namun audah mendapat antisipasi oleh Pihak Polresta Bima,” ujarnya.
Sementara Wakapolres Bima Kota, Kompol Herman menyebut, pihaknya masih mendalami kericuhan yang memakan dua pelajar tersebut.
“Motifnya masih kami selidiki,” kata Herman.
Herman menjelaskan, korban meninggal dunia bernama Ferdian, 16 tahun asal Kelurahan Oi Mbo, Kecamatan Rasanae Timur, Kota Bima. Sebelumnya, korban sempat ditangani di RSUD Kota Bima.
Sementara dua korban lainnya adalah Sulaiman, 24 tahun asal Kelurahan Oi Mbo dan Ikrawan asal Kelurahan Pane, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima. Keduanya mengalami luka di bagian kepala dan masih menjalani peratawan di RSUD Kota Bima.
“Saat ini situasi sudah kondusif,” pungkasnya. (*)