Mataram (NTBSatu) – Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB mencatat, pasien gagal ginjal setiap tahunnya mengalami kenaikan sebesar 10 persen.
Ketua Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Provinsi NTB, Baiq Reny Ermayuningsih, mengatakan peningkatan kasus karena penyakit diabetes.
Ia turut menyoroti gaya hidup atau life style masyarakat yang kurang meminum air putih dalam jumlah yang cukup, dan kurang berolahraga. Juga gemar mengonsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula yang tinggi.
Karenanya, Reny mengimbau masyarakat lebih perhatian terhadap kesehatan sejak dini. Mengingat penyakit gagal ginjal bisa menyerang siapa saja.
“Saat ini, dalam sebulan, RSUD Provinsi NTB menangani kasus gagal ginjal usia remaja mencapai 25 gingga 45 kasus,” ungkapnya.
Ia mengajak masyarakat tetap rutin memeriksakan kesehatan. Mulai dari pengecekan secara sederhana, seperti cek tensi. Kemudian, pemeriksaan menyeluruh yang lebih komperhensif melalui cek kesehatan di laboratorium.
“Untuk pasien yang sudah terdiagnosis, jangan takut untuk berobat. Alhamdulillah, fasilitas kesehatan di NTB untuk penanganan gagal ginjal sudah lengkap. Kami menyiapkan juga konsultan ginjal hipertensi,” tukasnya.
Sebelumnya, Direktur RSUP NTB, dr Lalu Herman Mahaputra, menyebut sebanyak 12 ribu lebih warga NTB terdiagnosa mengalami sakit ginjal. Para pasien tersebut harus rutin melakukan cuci darah di RSUP NTB.
Angka tersebut merupakan akumulasi pasien yang rutin melakukan pemeriksaan di RSUP NTB hingga tahun 2024.
Menurut dr Jack, sapaan akrab Dirut RSUP NTB, khusus untuk anak pengidap gagal ginjal pihaknya sudah menerima tiga orang pasien sepanjang tahun 2024.
Jumlah ini lebih kecil daripada tahun 2023, yakni sebanyak 7 orang pasien.
“Kalau (pasien) dewasa dari data yang masuk ada 11 ribu sampai 12 ribu setahun. Artinya, itu pasien lama bercampur yang baru. Yang kita atensi, jangan sampai ada kasus yang baru,” pungkasnya. (*)