Lombok Timur (NTBSatu) – Jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menjadi korban penembakan di Malaysia, Gafur (32) tiba di rumahnya, pada Jumat, 9 Agustus 2024. Sebagai informasi, Gafur merupakan PMI asal Desa Waringin, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi NTB.
Sesampai di rumah duka, jenazah korban langsung disemayamkan di pemakaman setempat usai salat Jumat.
Kepala Disnakertrans Lombok Timur, Muhammad Khairi mengaku pemulangan jenazah korban cukup memakan waktu. Lantaran, kendala administrasi. Pasalnya, korban menjadi PMI di Malaysia melalui jalur non-prosedural.
“Tapi alhamdulillah bersama BP2MI kita bisa mengatasi itu,” kata Khairi, pada hari ini.
Sementara, Perwakilan Juru Bicara Kementrian Luar Negri (Kemenlu) RI, Jauhari, mengatakan pemulangan tersebut menjadi bukti kepedulian negara terhadap warga negaranya. Hal itu terlepas dari WNI tersebut berangkat sesuai prosedur maupun non-prosedur.
“Apapun statusnya PMI ini, (tetap) menjadi kewajiban negara,” ucapnya.
Sebelumnya, menurut keterangan saksi, korban menjadi korban penembakan beruntun di kebun kelapa sawit tempatnya bekerja di wilayah Simpang Ngu Miri, Malaysia Timur pada Senin malam, 29 Juli 2024.
Kepala Desa Waringin, Asikin, membenarkan informasi tersebut. Ia mengungkapkan, korban sendiri sudah sekitar satu tahun merantau ke Malaysia.
Asikin menjelaskan, sebelum peristiwa nahas itu terjadi, korban dan rekan kerjanya sering mendapat gangguan dari warga lokal, yaitu warga pedalaman Ngu Miri.
Ia menyebut, korban bahkan sering mendapati buah sawit hasil panennya hilang karena dugaan pencurian oleh warga pedalaman.
Pada hari korban tertembak, ucap Asikin, korban tengah mendapati warga pedalaman sedang mencuri alat keperluan sehari-hari korban. Korban mencoba menghalangi, bahkan mengejar pelaku yang membawa kabur barang-barang milik korban. Namun, nasib memilukan menimpa korban.
“Almarhum berupaya mengejar warga Malaysia tersebut. Tapi tak lama kemudian warga Malaysia itu kembali datang membawa temannya. Di sanalah korban langsung ditembak,” jelas Asikin.
Nahas, tujuh peluru bersarang di tubuh korban hingga korban tewas di tempat. Melalui keterangan saksi, Asikin menduga pelaku menembak korban menggunakan air softgun. (*)