Mataram (NTBSatu) – Mantan Direktur Bidang Manufaktur dan Assembling PT Gerbang NTB Emas atau GNE, Deddy Afriandi Zulkarnain memberikan klarifikasi soal permintaannya terkait mobil dinas.
Ia menyampaikan, kalau pernyataannya di grup WhatsApp internal Direksi PT GNE itu tak berkaitan sama sekali dengan kabar pengadaan mobil dinas.
“Berita itu tidak benar, pesan di grup WhatsApp itu berawal dari pak Kasdiono (Komisaris Utama) yang protes tidak punya ruangan. Serta, ada satu ruangan yang dipakai oleh tiga komisaris secara bergiliran,” jelasnya kepada NTBSatu, Selasa, 6 Agustus 2024.
Ia merasa memiliki nasib yang sama dengan Kasdiono yang waktu itu menjabat Komisaris Utama PT GNE. Sehingga, emosinya meluap.
“Nasib saya tidak jauh beda, punya ruangan tetapi AC mati dan lampunya redup. Saya marah karena para direksi hanya mementingkan ruangannya masing-masing saja. Termasuk, ruangan komisaris yg sebelumnya diambil alih sama pak Rahmansyah, Direktur Keuangan,” ungkap pria yang akrab disapa Deddy AZ ini.
Sehingga, tidak ada kaitannya dengan pengadaan mobil dinas untuk para direksi. Apalagi, ketika itu ia baru masuk pada tahun 2019.
“Hal tersebut bisa dilihat pada pesan sebelumnya di grup WhatsAppa tersebut, jika ada yang masih menyimpannya. Jadi tidak ada sama sekali,” tegasnya.
Emosi Meluap Mantan Direktur PT GNE
Sebelumnya, dalam Liputan Khusus NTBSatu yang berjudul ‘Mogok di Jalan Tiga Linis Bisnis PT GNE’, terungkap kalau Deddy AZ melupakan emosinya ketiak mendapat kabar tiga mobil dinas tak ada satu pun atas namanya,
Padahal ia punya hak setara mendapat fasilitas mobil dalam jabatannya sebagai Direktur Bidang Manufaktur dan Assembling PT GNE.
Sementara tiga direktur lainnya diduga mendapat mobil atas nama pribadi pada dokumen STNK dan BPKB. Pengadaannya untuk tiga merk, Toyota Fortuner, Innova Reborn dan Wulling Almaz, bersumber dari keuangan perusahaan plat merah tersebut.
Deddy AZ pun waktu itu mengirim pesan ke Whatsapp Grup internal direksi, “Kalian semua hanya mementingkan diri sendiri,” tulis Deddy kesal.
Salah satu direktur yang enggan menyebut identitasnya membenarkan dan melihat langsung isi chat sekitar tahun 2019 itu. Lantas, Deddy dipanggil Direktur Utama PT GNE, Samsul Hadi.
Solusinya, Deddy tetap mendapat mobil dinas, tapi bukan atas nama pribadi. STNK dan BPKB tercantum atas nama perusahaan. Pada akhirnya, alumni IKIP Mataram ini keluar dari BUMD Provinsi NTB itu dan kini fokus berkarir bidang politik.