Lombok Barat (NTB Satu) – Pelabuhan Lembar, Lombok Barat diusulkan jadi pintu masuk utama bagi para tamu MotoGP. Usulan ini agar arus transportasi yang melalui jalur laut lebih teratur.
Usulan ini disampaikan Ketua Gapasdap Cabang Lembar, Denny F. Anggoro saat melakukan pertemuan dengan Dinas Perhubungan di Pelabuhan Lembar, Kamis 27 Januari 2022.
Seperti diketahui, rencananya sejumlah pintu masuk melalui jalur laut dibuat terbuka oleh pemerintah.
Diantaranya, penyeberangan dari luar menuju Gili Trawangan di Lombok Utara. Ada juga, penyeberangan dari luar menggunakan kapal cepat dan langsung sandar di perairan di wilayah Lombok Tengah atau yang lebih dekat dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
Menurut Denny, kebijakan ini tidak tepat. Dampak yang paling dikhawatirkan adalah kerusakan lingkungan.
“Menurut kami, kalau ada rencana mau membuka rute kapal cepat menuju Lombok Tengah, bahkan menuju Gili Trawangan yang sudah ada, itu bisa merusak alam,” jelas Denny.
Lombok memiliki pelabuhan yang menjadi simpul utama bagi rute pendek, maupun lintas panjang.
Rute tersebut diantaranya dari Pelabuhan Padang Bai, Pelabuhan Gili Manuk, dan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
“Semuanya rute ini simpulnya di Lembar, kenapa harus mendarat di luar itu,” sorot Denny.
Pelabuhan Lembar sendiri memiliki kapasitas yang cukup memadai. Demikian juga kapal-kapal penyeberangan yang melayani Selat Lombok, atau yang dari Surabaya menuju Lombok, ketersediaan kapalnya cukup memadai.
Mestinya, imbuh Denny, arus transportasi laut dipusatkan ke Pelabuhan Lembar. Sehingga lebih mudah bagi pemerintah mengatur lalu lintas keluar masuknya tamu-tamu MotoGP.
Dari sisi kesiapan, operator-operator kapal disebutnya sangat siap menyambut rangkaian gelaran MotoGP. Dari tes pra musim, hingga seri II yang berlangsung dari bulan Februari dan Maret 2022 ini.
Berkaca dari tahun 2021 lalu, saat penyelenggaraan World Superbike (WSBK) pada bulan November di Sirkuit Mandalika, kapal-kapal yang ada tidak juga beroperasi secara maksimal.
Ada 28 kapal yang melayani Selat Lombok, operasinya dihitung hanya tujuh hari dalam sebulan.
Tidak ada ekstra pelayaran. Justru keadaannya, kata Denny, penumpang yang menuju Lombok berangkat secara bersamaan, sehingga pemberangkatan dari Padang Bai menuju Bali menggunakan sistem pemberangkatan kembar.
“Dua kapal sekali jalan. Karena penumpangnya hanya numpuk saat akan penyelenggaraan WSBK saja. Demikian juga saat pulangnya,” paparnya.
Mestinya, kata dia, diatur pemberangkatan penumpang dari luar daerah. Sehingga tidak terjadi lonjakan yang sangat tinggi dalam waktu sesaat. Caranya, seluruh stakeholders harus dilibatkan dan dukuk bersama. Menyampaikan informasi potensi pemberangkatan penumpang dari luar daerah. (BKA)