Mataram (NTBSatu) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB menggelar perayaan puncak Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024 dengan memberikan penghargaan kepada seluruh sekolah dalam Anugerah Istimewa Sekolah (AISO), di Sembalun, Lombok Timur, Sabtu, 4 Mei 2024.
Dalam kegiatan tersebut, Kepala Dinas Dikbud Provinsi NTB, Dr. H. Aidy Furqan curhat bahwa masih banyak ketimpangan sosial dalam dunia pendidikan di NTB. Hal itu ia temukan langsung ketika berkunjung ke sekolah-sekolah.
“Waktu itu saya ke SMKN 2 Gerung. Kami menemukan seorang siswa dengan seorang ayah yang tidak punya rumah. Si Anak bergilir menumpang tidur ke rumah temannya setiap malam,” kata Aidy saat memberikan sambutan.
Kalau di kelas itu ada 30 temannya dan di antaranya ada 20 laki-laki, maka siswa itu punya 20 malam pindah-pindah rumah untuk tidur.
“Ayahnya juga tidak punya rumah. Mereka janjian ketemu seminggu dua kali, ada tempat ketemunya. Saat ketemu pun, kalau ada uang dikasih anaknya, kalau tidak ada, dia numpang makan sama anaknya,” tutur Aidy sambil menahan tangis.
Begitu juga yang dirinya temukan ketika mengunjungi SMKN 2 Praya Tengah. Di situ saya menemukan seorang siswa sedang tidur dalam kelas saat jam istirahat.
“Saya pegang badannya, ternyata sedang sakit panas. Saya tanya kamu kenapa, dia jawab sakit pak. Saya tanya lagi kenapa kamu sakit, dia cerita kalau sudah tiga hari menunggu orang tuanya di sekolah membawakannya bekal karena tinggalnya jauh,” ujar Aidy.
Berita Terkini:
- Polres Lombok Tengah Tinjau Pekarangan Lahan Bergizi Milik Warga Pringgarata
- Panja Komisi VIII Kunker ke Arab Saudi, Mahdalena Pastikan Pelayanan Haji 2025 Lebih Baik
- Kebakaran Los Angeles, Fakta di Balik Klaim Rumah Selebritas yang Selamat
- Aneh, Dikbud NTB Alokasikan Pengadaan “Smart Class” Rp25 Miliar tapi Kontrak Rekanan Rp49 Miliar
- Evaluasi Kinerja PT GNE Menurun, Opsi Pembubaran Masih Dikaji
Ternyata, siswa itu lama menunggu bekal dan tidak bisa makan dan berbelanja di sekolah karena kesulitan ekonomi.
“Tetapi dia tidak putus sekolah, masih tetap bersekolah,” lanjut Aidy.
Maka, ia mengajak kepada seluruh undangan yang hadir untuk dapat bergerak bersama melalui program Infak Pendidikan yang diluncurkan Dinas Dikbud Provinsi NTB. Program ini diharapkan dapat membantu peserta didik yang kurang mampu dan rentan putus sekolah untuk bisa menyelesaikan pendidikan.
“Saya mengajak setiap hari Jumat cukup kita menyisihkan Rp2.000 perak dengan ikhlas setiap anak didik dan unsur Dinas Dikbud NTB untuk mereka-mereka yang duafa,” jelas Aidy.
Dengan uang yang disisihkan setiap Jumat itu, nantinya akan disalurkan dengan bentuk seragam, buku, dan sarana pelajaran lainnya.
“Saya mohon dukungan semuanya, ada ladang amal kita melalui bidang pendidikan,” harap Aidy. (JEF)